KOMPAS.com – Perubahan iklim telah menjadi ancaman nyata bagi semua manusia di Bumi. Suhu global diprediksi naik hingga 1,5 derajat celcius di atas suhu sebelum revolusi industri pada 2030.
Sebagai solusi, laporan terakhir dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) PBB menyarankan untuk menanam 1 miliar hektar pohon. Pohon-pohon diharapkan dapat membatasi kenaikan suhu global pada 1,5 derajat celcius hingga 2050.
Namun yang menjadi pertanyaan adalah di mana kita harus menanamnya dan apakah Bumi masih memiliki ruang untuk 1 miliar hektar pohon?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, para peneliti dari ETH Zurich yang dipimpin oleh pakar ekologi Jean-Francois Bastin dan Tom Crowther menganalisis 80.000 foto satelit hutan di seluruh dunia. Mereka kemudian mengategorikan Bumi menjadi berbagai macam area berdasarkan 10 karakteristik tanah dan iklimnya.
Baca juga: Alasan Kita yang Tinggal di Kota Juga Harus Peduli Hutan
Luas area yang bisa ditanami pohon dikurangi lagi dengan area yang sudah ditumbuhi hutan, area yang digunakan sebagai lahan pertanian dan perkotaan.
Hasilnya, Bumi bisa dengan mudah menopang 0,9 miliar hektar hutan tambahan tanpa perlu menganggu aktivitas manusia saat ini.
Negara-negara yang paling cocok untuk ditanami pohon adalah Rusia (151 juta hektar), Amerika Serikat (103 juta hektar), Kanada (78,4 juta hektar), Australia (58 juta hektar), Brasil (49,7 juta hektar) dan China (40,2 hektar).
Menurut kalkulasi para peneliti, hutan seluas 0,9 miliar hektar yang sudah sepenuhnya tumbuh akan bisa menyimpan 205 miliar ton karbon. Jumlah ini setara dengan lima kali jumlah karbon yang dihasilkan secara global pada 2018 atau dua per tiga dari 300 miliar karbon yang telah kita lepaskan ke atmosfer rejak Revolusi Industri.
Baca juga: Memaknai Kelestarian Hutan dari Perspektif Berbagai Agama di Indonesia
Selain menyimpan karbon, hutan juga akan bisa meningkatkan biodiversitas, memperbaiki kualitas air dan mengurangi erosi.
Crowther mengatakan, kita semua tahu bahwa mengembalikan hutan bisa berperan dalam upaya kita melawan perubahan iklim, tetapi kita tidak tahu seberapa besar dampaknya.
“Studi kami dengan jelas menunjukkan bahwa restorasi hutan adalah solusi perubahan iklim terbaik saat ini. Namun kita harus bergerak dengan cepat karena hutan baru butuh waktu berdekade-dekade untuk tumbuh besar dan mencapai potensi mereka yang sebenarnya sebagai penyimpan karbon alami,” ujarnya.
Diwawancarai oleh Science, 4 Juli 2019; Crowther berkata bahwa biaya restorasi pohon bisa berbeda-beda. Namun bila setiap pohon membutuhkan biaya 0,30 dollar AS atau sekitar Rp 4.200, maka dibutuhkan sekitar 300 miliar dollar AS atau sekitar Rp 4.216 triliun untuk melakukannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.