KOMPAS.com - Vaksin influenza perlu diperbarui setiap tahun. Ini karena virus influenza terus berkembang dan berubah melawan vaksin.
Ketua Indonesia Influenza Foundation (IIF), Prof. dr. Cissy B Kartasasmita, SpA(K), PhD menjelaskan bahwa vaksin dapat bertahan kurang lebih satu tahun karena seringkali terjadi mutasi virus.
Hal ini disebabkan adanya antigenic drift atau mutasi minor (ringan) saat virus influenza melakukan replikasi sehingga bersirkulasi virus galur yang baru.
"Vaksinasi influenza merupakan cara pencegahan yang terbukti efektif dari segi biaya," kata Cissy dalam Konferensi Pers Pentingnya Vaksin Influenza untuk Lansia, Tenaga Kesehatan, dan Kelompok Risiko Tinggi, Jumat (5/7/2019).
Baca juga: Siapa Saja yang Perlu Vaksinasi Influenza? Ahli Memaparkan
Dia melanjutkan, vaksinasi influenza efektif memberikan perlindungan hingga 90 persen bagi seseorang yang menerima vaksin dalam kondisi sehat, berusia kurang dari 65 tahun, dan menerima vaksin dengan galur (strain) yang sama dengan galur virus influenza yang beredar
Efektivitas vaksinasi juga bergantung pada galur dalam vaksin influenza. Sebab, galur virus influenza dapat berubah setiap tahun. Inilah latar belakang WHO mengeluarkan rekomendasi tahunan komposisi galur virus influenza yang dapat dibedakan menjadi NH (Northern Hemisphere) dan SH (Southern Hemisphere).
Perkembangan teknologi kesehatan memungkinkan empat galur virus, yaitu dua galur A dan dua galur B, terdapat dalam satu vaksin influenza. Vaksin ini dikenal dengan nama vaksin influenza kuadrivalen.
Baca juga: Influenza Bisa Menyerang Siapa Saja, Ini Penanganannya
Senada dengan hal tersebut, Ketua Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (Pergemi) Prof. Dr. dr. Siti Setiati, SpPD, K-Ger mengatakan bahwa perubahan virus influenza wajar terjadi seperti yang dilakukan makhluk hidup lain untuk bertahan hidup. Tak ada cara untuk benar-benar menghentikan pertumbuhan virus influenza.
"Dia juga berjuang seperti manusia, itu namanya survival. Dia perlu survive, caranya dengan begitu, mengubah-ubah terus. Jadi belum bisa (benar-benar menghentikan pertumbuhan virus influenza)," ujar Siti.
Apalagi, tingkat kepatuhan vaksinasi di Indonesia masih sangat rendah, hanya sekitar 500.000 vaksin per tahun atau kurang dari 1 persen total penduduk. Ia menyebut bahwa vaksin untuk virus galur A kemungkinan akan berubah-ubah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.