Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kali Pertama, Modifikasi Gen Sembuhkan HIV pada Hewan Hidup

Kompas.com - 04/07/2019, 13:09 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Untuk kali pertama dalam sejarah, para peneliti menemukan cara menyembuhkan virus HIV (human immunodeficiency virus) pada hewan hidup lewat modifikasi gen. Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Nature Communications, para peneliti melaporkan HIV mampu dihilangkan dari tikus yang genetiknya diedit dan diberi obat.

"Kami melihat penyakit ini sebagai penyakit genetik. Dan jika ini penyakit genetik, perlu adanya strategi genetik," kata sang peneliti, Kamel Khalili seperti dilansir dari Popular Science, Selasa (2/7/2019).

Penyuntingan genetik dilakukan dengan menerapkan CRISPR. Terobosan yang lahir lima tahun lalu ini digabungkan dengan pengobatan LASER ART (long-acting slow-effective release antiretroviral therapy).

"LASER ART lebih ditingkatkan dan lebih ampuh dari obat antiretroviral biasa," ujar Khalili.

Baca juga: Terobosan Besar, Terapi Baru Mampu Bunuh Virus HIV yang Tersembunyi

Dalam penelitian ini, pengobatan LASER ditemukan mampu menurunkan HIV dalam tubuh pasien. Setelah turun, penyuntingan genetik CRISPR lewat darah bisa membersihkan seluruh virus HIV yang tersisa di tubuh dan DNA.

"Kalau hanya ditangani dengan LASER dan berhenti, virus kembali lagi," kata Khalili.

Dari 23 tikus yang diberi kombinasi metode ini, sembilan sembuh tanpa jejak virus HIV sama sekali.

Tim peneliti juga mencoba transplantasi tulang sumsum dari tikus yang sembuh ke tikus yang sehat. Pasalnya, tulang sumsum menjadi tempat bertahannya virus HIV. Namun, tak ada virus HIV yang tampak pada tikus penerima donor.

Baca juga: Kali Ketiga, Pasien Bebas HIV dengan Transplantasi Sumsum Tulang

Studi ini baru sekadar membuktikan efektivitas dari kombinasi dua metode ini. Khalili mengatakan bahwa pihaknya sebenarnya belum berusaha menghilangkan virus di setiap subyek penelitian. Perlu ada penelitian lanjutan untuk mencari waktu dan dosis pengobatan agar penyembuhan berjalan efektif.

Pada saat ini, tim peneliti sedang mengujikan cara ini ke monyet. Jika sesuai rencana, musim panas depan, mereka akan mencobanya ke manusia.

Meski tak ada jaminan cara ini akan bekerja untuk manusia, Khalili optimis strateginya akan berhasil karena tidak mengandalkan pensinyalan sel yang berbeda pada hewan dan manusia. 

"Kami menyerang virus, dan virus itu masalahnya," ucap Khalili.

Jika pengobatan ini disetujui Food dan Drug Administration, para peneliti akan mengembangkan cara agar pengobatan bisa diterapkan lewat suntikan IV alih-alih teknologi rumit di rumah sakit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau