Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mematikan, Ini 5 Fakta Tawon Vespa Affinis yang Ditemukan di Jakarta

Kompas.com - 04/07/2019, 06:04 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Tawon Vespa affinis atau tawon ndas ditemukan di sebuah pohon di Jalan Cilingup Indah, Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin (1/7/2019).

Tawon jenis ini merupakan salah satu jenis tawon yang berbahaya dan mampu mematikan manusia dalam waktu singkat.

Tawon ndas bukan jenis tawon baru. Tawon ini juga sempat ditemukan di Klaten dan menewaskan tujuh orang dalam rentang waktu dua tahun terakhir.

Ini beberapa fakta yang perlu diketahui tentang tawon Vespa affinis:

1. Ciri-ciri

Tawon Vespa affinis mempunyai ukuran tubuh sepanjang kurang lebih tiga sentimeter. Warna tawon ini didominasi hitam dengan gelang warna kuning atau oranye di bagian perutnya.

Jika hanya satu atau dua ekor tawon yang menyengat, sengatan tak akan terlalu berbahaya.

Peneliti biologi LIPI Rosichon Ubaidillah, Selasa (2/7/2019), mengatakan, tawon jenis ini menjadi berbahaya ketika menyerang secara berkelompok.

Baca juga: Tawon Vespa Affinis di Jakarta Mampu Bunuh Manusia Dalam Sekejap

2. Sengatan

Korban sengatan tak sampai meninggal, tapi mengalami alergi dengan gejala bengkak.

Bengkak tersebut dapat ditangani dengan cara kompres menggunakan es atau obat-obatan antihistamin dan corticosteroid.

Akan tetapi, jika tak ditangani selama 1x24 jam atau yang menyerang dalam jumlah banyak, hiperalergi berlanjut menjadi anafilaksis atau reaksi alergi berat yang dapat menimbulkan risiko sistemik atau merusak organ tubuh.

Tawon Vespa affinis mempunyai racun sengat sehingga orang yang menerima sengatan cukup banyak dapat mengalami kematian.

"Apabila sengatan cukup banyak dan orangnya sensitif atau alergi dengan racun (venom) sengat, tidak akan lama bertahan hidup," kata Rosichon.

Jika tak ditangani dengan tepat, sengatan dapat merusak organ tubuh seperti edema paru akut dan gagal ginjal dalam hitungan hari.

Edema paru akut merupakan kondisi adanya penumpukan cairan di paru-paru yang menyebabkan kesulitan bernapas.

Sementara gagal ginjal akut mengakibatkan fungsi ginjal menurun secara drastis.

3. Merangsang teman

Saat sengatan pertama, tawon akan mengeluarkan feromon atau senyawa yang dapat memicu tawon lain ikut menyerang.

Serangan pertama ini dapat berubah menjadi serangan koloni yang mematikan. Rosichon  mengatakan, tawon akan menyerang jika merasa terganggu dan terancam.

Oleh karena itu, jika melihat adanya sarang tawon, usahakan untuk tak merusaknya.

Menurut Rosichon, tawon ndas mempunyai kemampuan memanggil kawanannya untuk melakukan serangan balik.

4. Memindahkan

Meski berbahaya, sarang tawon Vespa affinis dapat dipindahkan secara aman jika dilakukan dengan benar.

Beberapa alat yang perlu disiapkan antara lain kantong plastik bening agak tebal, pisau dapur, kapas, dan cairan etil asetat untuk membuat tawon dalam kondisi pingsan.

Pemindahan sarang tawon lebih baik dilakukan ketika kondisi gelap. Sebelum memindahkan, pastikan semua tawon telah berada di dalam sarangnya.

Masyarakat dapat meminta bantuan petugas untuk mengurangi segala risiko yang ada.

Jika warga melihat sarang tawon di wilayah Jakarta, diimbau untuk melaporkannya ke kantor pemadan kebakaran terdekat atau ke nomor 112/85904904.

Baca juga: Ada Tawon Vespa Afinis di Duren Sawit, Warga Diminta Lapor jika Lihat Sarang Besar

5. Tempat hidup

Rosichon mengatakan, tawon Vespa affinis hidup di kawasan subtropis Asia, seperti Hongkong, Taiwan, Sri Lanka, Burma, Thailand, Laos, Vietnam, Malaysia, hingga Indonesia.

Di Jakarta, tawon tak lantas hidup di antara gedung pencakar langit. Kawanan tawon ndas tetap mencari tempat rimbun.

Tawon ini juga menjadi predator pemangsa serangga lain dan sering berkeliaran di tanaman, termasuk bunga tanaman pisang.

Baca juga: Mengenal Tawon Ndas yang Tewaskan 7 Orang di Klaten

Meski penuh gedung tinggi, di Jakarta masih banyak semak dan taman kota yang dapat membantu perkembangbiakan tawon ini sehingga keberadaannya di tengah permukiman masih biasa ditemukan.

Sementara itu, pakar ilmu serangga LIPI Hari Nugroho mengatakan, tawon juga mempunyai sifat pemakan bangkai sehingga sisa-sisa daging dan fermentasi di tempat sampah pun dapat menjadi sumber makanan tawon ndas ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com