Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/07/2019, 17:31 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber WHO

KOMPAS.com - Penyakit hepatitis A menyerang 957 orang di kabupaten Pacitan. Menurut Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, penyebab penularan penyakit hepatitis A akibat kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Penyakit hepatitis memiliki lima jenis, yakni hepatitis A, B, C, D, dan E. Dari kelima tipe itu, hepatitis A termasuk yang paling ringan dibanding hepatitis B dan C karena bisa menyebabkan sirosis dan kanker hati.

Merujuk artikel Kompas.com berjudul "99 Persen Pasien Hepatitis A Sembuh Sempurna" yang tayang November 2011, sebagian besar pasien hepatitis A dapat sembuh dengan sendirinya tanpa komplikasi lebih lanjut.

Baca juga: Pentingnya PHBS dan Vaksinasi untuk Cegah Penularan Hepatitis A

"Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa penyakit ini tidak berat, tetapi umumnya 99 persen pasien akan sembuh sempurna. Mungkin hanya 0,5 persen yang menjadi hepatitis berat (dalam istilah kedokteran disebut fulminan). Pada kondisi tersebut, pasien bisa meninggal kalau tidak segera dilakukan transplantasi," kata dr Rino A Gani, SpPD,K-GEH, FINASIM di Jakarta, Kamis (24/11/2011).

Gejala infeksi virus hepatitis A bervariasi. Mulai dari tanpa gejala, demam, tidak napsu makan, sampai mengalami gangguan fungsi hati.

Sekitar 80 persen pasien yang terinfeksi hepatitis A tidak merasakan gejala apapun sehingga dirinya tidak sadar sudah terinfeksi.

Rino menjelaskan, pasien hepatitis A baru mulai merasakan gejala lemas, mual, muntah, demam, dan kadang diare ketika sudah melewati masa inkubasi selama 15 sampai 49 hari.

"Hepatitis A termasuk jenis akut, berlangsung kurang dari 6 bulan. Sedangkan hepatitis B dan C merupakan jenis hepatitis kronik yang berlangsung lebih dari 6 bulan," katanya.

Melansir situs resmi WHO, tidak ada pengobatan khusus untuk hepatitis A. Pemulihan dari gejala setelah infeksi umumnya membutuhkan waktu beberapa minggu sampai hitungan bulan.

"Yang paling penting adalah menghindari obat-obatan yang tidak perlu. Acetaminophen atau Paracetamol dan obat anti muntah tidak boleh diberikan," tulis WHO dalam situs tersebut.

Hingga saat ini tidak ada obat untuk membunuh virus hepatitis A secara langsung, selain itu virus akan hilang dengan sendirinya dalam darah.

Hanya sebagian kecil pasien yang memerlukan rawat inap, yaitu apabila tidak dapat makan dan minum, serta mengalami dehidrasi berat dan kekurangan cairan akibat muntah dan diare.

Pasien dengan hepatitis A memerlukan istirahat cukup dan mengonsumsi makanan tinggi kalori dan protein. Nutrisi dalam makanan ini berguna untuk memulihkan  kesehatan ginjal hati pasien.

"Meski kasus hepatitis A jarang menimbulkan kematian, akan tetapi penderitanya akan mengalami penurunan produktivitas," tandas Rino.

Baca juga: Waspadai Penyebab Penularan Virus Hepatitis A

WHO mengatakan, sanitasi yang baik, keamanan pangan, dan imunisasi adalah cara efektif untuk memerangi hepatitis A.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber WHO
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com