Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/07/2019, 15:13 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com - Penyakit hepatitis A menyerang 957 orang di kabupaten Pacitan. Menurut Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, penyebab penularan penyakit hepatitis A akibat kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Terkait kasus penularan penyakit hepatitis A yang masuk dalam kategori kejadian luar biasa (KLB), dianjurkan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun, membuang tinja di jamban yang bersih, dan pastikan menggunakan air bersih yang tidak terkontaminasi.

Selain menerapkan pola hidup bersih dan sehat di atas, vaksin juga diperlukan untuk mencegah penularan hepatitis A.

Melansir WebMD, hepatitis A merupakan satu dari lima jenis hepatitis (hepatitis A, B, C, D, dan E). Semua penyakit ini ditularkan dari infeksi virus berbeda. Meski penularan virus berbeda, penyakit yang disebabkan mirip.

Baca juga: Waspadai Penyebab Penularan Virus Hepatitis A

Hepatitis bisa menyebabkan peradangan hati, dan jika tidak ditangani serius bisa mengancam jiwa.

Untuk pencegahan hepatitis A, dunia medis menyarankan untuk menerapkan PHBS dan menjalani vaksinasi yang terbukti aman dan efektif.

Vaksin hepatitis A

Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV) yang disebarkan melalui kontak dengan tinja dari orang terinfeksi. Kebiasaan mencuci tangan tidak bersih akan lebih mudah menularkan virus tersebut.

Hepatitis A juga bisa ditularkan lewat makanan, air, atau benda yang terkontaminasi HAV.

Seseorang yang terinfeksi hepatitis A akan merasakan demam, mudah lelah, kehilangan napsu makan, mual, muntah, nyeri sendi, sakit perut dan diare, atau penyakit kuning.

"Anak-anak sering tidak memiliki gejala, ini biasanya dirasakan orang dewasa," tulis situs resmi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, cdc.gov.

Sekitar tahun 1980-an, wabah hepatitis A melanda Amerika Serikat dengan 30.000 kasus setiap tahun. Berkat penerapan vaksin di AS, angka penderita hepatitis A turun sampai 95 persen.

Melansir vaccines.gov, ada 2 vaksin yang berguna untuk melindungi diri dari hepatitis A:
a. Vaksin hepatitis A, melindungi bayi, anak-anak, hingga orang dewasa.
b. Vaksin kombinasi hepatitis A dan B untuk melindungi orang dewasa dari hepatitis A dan B.

Contoh kasus di AS menjadi bukti nyata bahwa vaksin hepatitis A sangat berpengaruh dalam menurunkan angka penularan.

Beberapa orang yang menderita hepatitis A mungkin hanya mengalami penyakit ringan, tapi dalam beberapa kasus hepatitis A bisa menyebabkan masalah hati serius dan bahkan kematian.

CDC AS, merekomendasikan semua anak berusia 12 sampai 23 bulan untuk mendapat vaksin ini.

Selain anak-anak, hepatitis A juga rentan mengintai orang-orang berikut dan kelompok ini juga harus divaksinasi.

  • Anak-anak dan remaja hingga usia 18 tahun yang tinggal di kawasan rawan hepatitis.
  • Pasangan sesama jenis.
  • Siapa pun yang mengonsumsi obat terlarang.
  • Orang dengan penyakit hati kronis.
  • Penderita hemofilia.
  • Orang yang bekerja dengan primata terinfeksi HAV atau laboratorium penelitian HAV.
  • Wisatawan yang pergi ke negara rawan hepatitis.

Baca juga: Ibu Hamil Ketahuan Mengidap Hepatitis B, Lalu Bagaimana Bayinya?

Sebagai catatan, hepatitis A tidak bisa diberikan pada orang yang memiliki reaksi alergi parah.

"Jika hamil, beri tahu dokter sebelum divaksin. Keamanan vaksin untuk wanita hamil belum diketahui, meski risikonya dianggap sangat rendah," tulis WebMD.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com