Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hepatitis A Mewabah di Pacitan, Kenali 5 Jenis Hepatitis Ini

Kompas.com - 03/07/2019, 16:57 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyakit hepatitis A yang mewabah di Pacitan, Jawa Timur, dinyatakan masuk kategori Kejadian Luar Biasa (KLB).

Hepatitis merupakan proses peradangan sel-sel hati yang disebabkan oleh virus.

Organ hati terletak pada bagian kanan atas perut manusia. Hati mempunyai peran penting, salah satunya metabolisme dalam tubuh seperti produksi empedu, menyaring rabun, ekskresi bilirubin, hormon protein, dan lainnya.

Penyakit hepatitis terbagi menjadi lima jenis yaitu Hepatitis A, Hepatitis B, Hepatitis C, Hepatitis D, dan Hepatitis E.

Baca juga: Pentingnya PHBS dan Vaksinasi untuk Cegah Penularan Hepatitis A

Pengobatan penyakit hepatitis bervariasi, tergantung pada jenisnya. Pencegahan penyakit dapat dilakukan melalui imunisasi dan gaya hidup sehat.

Ini yang perlu Anda ketahui soal masing-masing jenis penyakit hepatitis:

1. Hepatitis A

Hepatitis A bersifat akut jangka pendek. Penularannya paling sering ditemui melalui konsumsi makanan atau minuman yang telah tekontaminasi.

Virus Hepatitis A (HAV) terdapat juga di feses orang yang terinfeksi penyakit ini dan dari aktivitas seksual.

Virus pada tinja mencapai puncak dalam waktu 1-2 minggu sebelum munculnya gejala dan berkurang secara cepat setelah timbul gejala disfungsi hati.

Masa inkubasi virusnya rata-rata selama 28-30 hari di mana infeksi maksimal terjadi pada hari terakhir dari separuh masa inkubasi dan berlanjut setelah timbulnya ikterus atau tubuh menguning.

Baca juga: Pacitan KLB Hepatitis A, Ini Pesan Kemenkes

Dalam banyak kasus, infeksi hepatitis A dapat sembuh dan selanjutnya akan kebal dari infeksi penyakit ini.

Penyakit hepatitis jenis ini banyak ditemukan di wilayah dengan sanitasi buruk.

Pecegahannya dapat dilakukan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti cuci tangan memakai sabun sebelum dan setelah makan, setelah keluar toilet, mencuci alat makan dengan bersih, memasak makanan dengan baik, menggunakan air bersih dan sebagainya.

Selain itu, telah terdapat vaksin untuk mencegah penyakit ini.

2. Hepatitis B

Hepatitis B bersifat akut dan kronis. Jika mengalami hepatitis B kronis, penderita membutuhkan pengobatan dalam jangka waktu tertentu.

Penularannya melalui kontak dengan cairan tubuh seseorang seperti darah, air mani, dan lainnya yang telah terinfeksi virus ini.

Virus Hepatitis B (HBV) juga dapat ditularkan dari ibu kepada bayinya ketika proses kelahiran. Transfusi darah yang terkontaminasi virus HBV juga dapat menularkan penyakit ini.

Baca juga: Ini 5 Cara Agar Terhindar dari Penyebaran Wabah Hepatitis A

Pencegahan paling dini dapat dilakukan dengan cara vaksin.

Vaksin pada anak-anak dapat diberikan tiga kali dalam serangkaian yang biasanya selesai dalam waktu enam bulan pertama masa pertumbuhan.

Risiko bagi petugas kesehatan yang terkena suntikan ketika merawat pasien dengan penyakit Hepatitis B juga bisa terjadi, sehingga petugas kesehatan disarankan untuk melakukan vaksin.

3. Hepatitis C

Hepatitis C bersifat akut dan kronis. Penderita hepatitis C kronis juga memerlukan pengobatan jangka panjang dan pemantauan lebih lanjut.

Penyakit ini biasanya disebabkan oleh kontak langsung dengan cairan tubuh penderita.

Virus hepatitis C (HCV) sebagian besar ditularkan melalui kontak langsung, seperti darah yang telah terinfeksi, dan aktivitas secara seksual.

Saat ini, belum ada vaksinasi untuk hepatitis C.

4. Hepatitis D

Hepatitis D dapat dicegah dengan vaksin hepatitis B.

Infeksi virus hepatitis D (HDV) hanya terjadi pada pasien yang positif terinfeksi HBV. Infeksi ganda HDV dan HBV dapat menyebabkan penyakit lebih serius dan lebih buruk.

Penularan penyakit ini terjadi karena kontak langsung dengan cairan tubuh orang yang positif terkena HDV, penggunaan jarum bersama di antara pengguna narkoba, hingga kontak seksual.

5. Hepatitis E

Hepatitis E bersifat akut dan biasanya dapat sembuh sendirinya.

Penyakit disebabkan karena konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi virus hepatitis E (HEV).

Orang yang terinfeksi biasanya disarankan untuk istirahat cukup, minum banyak cairan, mengonsumsi makanan bergizi, hingga menghindari alkohol.

Jika HEV menyerang ibu hamil, sangat disarankan untuk dilakukan pemantauan dan perawatan lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com