KOMPAS.com - Setiap orang yang merencanakan kehamilan setelah persalinan harus memperhatikan jarak kehamilan yang aman. Pasalnya, jarak antara dua kehamilan yang terlalu dekat bisa menimbulkan bahaya bagi kesehatan ibu dan janin.
Jarak kehamilan yang ideal
Jarak kehamilan merupakan rentang waktu antara persalinan dengan kehamilan berikutnya. Untuk menentukan jarak antar kehamilan yang aman, Anda perlu mempertimbangkannya berdasarkan kondisi kehamilan sebelumnya.
Rentang waktu menuju kehamilan berikutnya, akan lebih lama jika kehamilan pertama tergolong berisiko.
Kehamilan dikatakan berisiko bila Anda memiliki masalah kesehatan sebelum kehamilan, selama kehamilan, dan masa persalinan. sehingga hal ini kemeningkatkan peluang komplikasi.
Tidak hanya itu, operasi caesar juga memiliki andil dalam menentukan jarak antar kehamilan yang aman. Jumlah operasi caesar yang pernah dijalani serta teknik operasi caesar yang digunakan menjadi pertimbangan dalam menentukan jarak kehamilan yang aman.
Baca juga: Hari Gizi Nasional: Cegah Anak Stunting sejak Hari Pertama Kehamilan
Jarak kehamilan selama 18 bulan dinilai tidak terlalu dekat dan cukup aman, asalkan memenuhi beberapa kondisi, yaitu:
Sebaliknya, mungkin Anda perlu menunggu selama lebih dari 24 bulan untuk bisa hamil lagi jika:
Bahaya jarak kehamilan terlalu dekat terhadap ibu dan janin
Jarak kehamilan yang terlalu dekat dapat memengaruhi kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan. Berikut adalah sederet komplikasi dan risiko kesehatan yang perlu diwaspadai:
1. Bagi ibu hamil
Kehamilan dengan jarak yang terlalu dekat akan meningkatkan risiko perdarahan, keguguran, hingga kematian pasca persalinan. Wanita yang sebelumnya mengalami kehamilan normal bahkan tidak luput dari risiko ini.
Ibu hamil juga berisiko mengalami placenta previa dan atau placenta accreta. Placenta previa adalah kondisi ketika ari-ari berada di bawah rahim dan menutupi jalur lahir, sedangkan placenta accreta menyebabkan ari-ari tumbuh jauh di dalam dinding rahim.
Tidak hanya itu, komplikasi lain dapat terjadi pada ibu hamil yang mengalami kegemukan, penyakit diabetes, serta risiko kehamilan lain yang belum sempat diperbaiki. Pada kasus kehamilan yang terlalu cepat setelah persalinan caesar, risiko robekan rahim juga dapat meningkat.
2. Bagi janin
Jarak kehamilan yang terlalu dekat turut menimbulkan bahaya bagi kesehatan janin.
Dampak utama yang paling mengkhawatirkan adalah kelahiran prematur, dan bayi yang lahir prematur lebih berisiko mengalami kematian setelah lahir.
Selain itu, pertumbuhan dan perkembangan janin selama berada dalam kandungan juga bisa terhambat karena ibu kesulitan memenuhi kebutuhan nutrisi selama hamil. Dampaknya adalah ukuran tubuh bayi yang kecil serta berat badan lahir rendah.
Apa yang harus dilakukan ibu jika telanjur hamil?
Pada beberapa kasus, kehamilan dengan jarak yang terlalu dekat terjadi tanpa disadari. Anda mungkin baru menyadari kehamilan saat janin mulai berkembang. Jika demikian, maka kunci kesehatan ibu dan janin terletak pada pemeriksaan rutin.
Pemeriksaan kehamilan yang diperlukan sebenarnya tidak berbeda dengan kehamilan biasa, kecuali terdapat indikasi kesehatan serius. Contohnya, ibu hamil yang memiliki risiko keguguran harus menjalani pemeriksaan dengan lebih intensif pada trimester pertama.
Bila terdapat tanda-tanda persalinan prematur dan gangguan pertumbuhan janin, pemeriksaan pun harus lebih sering dilakukan. Pemeriksaan rutin adalah cara yang paling efektif untuk mendeteksi risiko kehamilan serta mengatasinya.
Jika Anda bisa mengendalikan semua faktor risiko sebelum kehamilan, bahaya terkait jarak kehamilan yang terlalu dekat dapat diminimalisasi. Dengan begitu, kehamilan akan berlangsung normal tanpa masalah kesehatan serius.
Beberapa ibu hamil mungkin khawatir tidak bisa melahirkan secara normal, tapi jarak antarkehamilan yang dekat sebenarnya tidak menjadi penentu untuk menjalani operasi caesar.
Anda tetap dapat melahirkan secara normal jika dokter menyarankan hal tersebut dilakukan.
Menjaga kesehatan jika ibu berencana hamil dalam jarak dekat
Meskipun tidak disarankan secara medis, kehamilan dengan jarak yang dekat dapat diperbolehkan dengan beberapa kondisi. Misalnya, pada ibu yang hendak merencanakan kehamilan setelah melewati usia produktif di atas 35 tahun.
Pada kasus seperti ini, faktor terpenting untuk menjaga kesehatan ibu dan janin ada pada periode antara persalinan pertama dengan kehamilan selanjutnya. Periode ini adalah momen bagi ibu untuk mempersiapkan diri menjelang kehamilan.
Anda perlu mengenali terlebih dulu faktor yang meningkatkan risiko komplikasi pada kehamilan selanjutnya.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda prioritaskan sejak persalinan hingga kehamilan berikutnya:
Baca juga: Kecemasan Ibu Hamil Bikin Asam Lambung Naik dan Berdampak untuk Janin
Beberapa ibu hamil mungkin perlu lebih banyak beristirahat, terutama bila ibu hamil menderita penyakit tertentu. Namun, Anda tidak harus membatasi kegiatan sehari-hari selama kegiatan tersebut tidak menyebabkan gangguan kesehatan selama kehamilan.
Pastikan pula kebutuhan nutrisi terpenuhi untuk merangsang produksi ASI. Jarak kehamilan sebenarnya tidak memengaruhi produksi ASI, tapi jarak kehamilan di bawah 6 bulan dapat mengganggu pemberian ASI untuk anak pertama.
Bahaya jarak kehamilan yang terlalu dekat sebenarnya timbul akibat ketidaktahuan orangtua mengenai rentang waktu yang aman dan bagaimana cara memanfaatkan periode antar kehamilan untuk mengendalikan faktor risiko.
Edukasi sebelum dan selama kehamilan sangat penting untuk mengatasi masalah ini. Sedapat mungkin, tenaga kesehatan harus memastikan bahwa semua informasi terkait kehamilan telah dipahami sebelum kehamilan terjadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.