Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Sebut Duduk Buruk bagi Kesehatan, Apa Maksudnya?

Kompas.com - 29/06/2019, 20:38 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Sumber Time

KOMPAS.com - Berbagai penelitian terbaru kembali menegaskan bahwa gaya hidup tidak aktif memiliki risiko kesehatan yang besar, bahkan kematian dini. Ini membuat para pekerja kantoran, yang seharian menghabiskan waktunya untuk bekerja dengan duduk menghadap laptop ketakutan.

Pasalnya, tuntutan pekerjaan mengharuskan mereka duduk diam berjam-jam. Dengan kata lain, mereka cenderung kurang aktif bergerak.

Namun, sebuah penelitian baru yang diterbitkan dalam Journal of American Heart Association membawa pendapat lain. Para peneliti menyebut, duduk di tempat kerja mungkin tidak buruk bagi kesehatan jantung dan umur panjang Anda.

Menurut para peneliti, duduk bekerja memiliki efek yang berbeda dengan duduk menonton televisi seharian.

Baca juga: Siap Mudik dengan Mobil, Kenali Dulu Lokasi Duduk Paling Berbahaya

"Ada banyak pembicaraan tentang bagaimana duduk memiliki risiko serupa dengan kebiasaan merokok," ungkap Jeanette Garcia, penulis pertama penelitian ini dikutip dari Time, Rabu (26/06/2019).

"Tapi apakah semua jenis duduk memiliki efek yang sama? Hasil dari penelitian kami menunjukkan efek yang terjadi berbeda," imbuhnya.

Garcia menambahkan, duduk saat waktu luang lebih berisiko dibanding duduk di tempat kerja.

Hasil tersebut didapatkan setelah Garcia dan koleganya mengamati hampir 3.600 orang dewasa ras Afrika-Amerika. Para peserta diminta melaporkan jumlah waktu yang mereka habidkan untuk duduk di tempat kerja, menonton televisi, dan berolahraga selama setahun.

Peserta juga diminta memberikan informasi gaya hidup dan riwayat kesehatan mereka. Selanjutnya, seluruh peserta dipantau selama 8 tahun.

Dalam kurun waktu penelitian itu, 129 peserta mengalami gangguan kardiovaskular dan 205 meninggal dunia.

Setelah menyesuaikan gaya hidup dan riwayat kesehatan, peneliti menemukan bahwa terlalu sering duduk di tempat kerja tidak dikaitkan dengan risiko kematian dan penyakit jantung yang meningkat.

Sebaliknya, orang yang menonton televisi empat jam atau lebih setiap hati memiliki peningkatan risiko kematian dan gangguan jantung 50 persen.

Sebagai catatan, para pekerja kantoran dalam penelitian ini cenderung berolahraga di luar kantor, memiliki penghasilan lebih baik dan makan lebih sehat, serta memiliki gaya hidup lebih sehat.

Selain itu, orang yang lebih sering duduk menonton televisi memiliki gaya hidup lebih buruk.

Baca juga: Salah Posisi Duduk, Awas Bahaya Varises Mengancam

"Duduk santai dan menonton televisi biasanya dikaitkan dengan perilaku lain seperti ngemil atau konsumsi alkohol," kata Garcia.

"Jika Anda menonton televisi larut malam, itu dapat mengganggu pola tidur yang juga terkait dengan penyakit kardiovaskular," imbuhnya.

Ditambah lagi, menurut Garcia, posisi dan cara duduk orang yang menonton televisi berbeda dengan orang bekerja.

"Jika Anda menonton televisi, Anda tidak akan bangun. Di kantor, biasanya Anda harus bangun untuk berbicara dengan orang lain atau sekadar mengambil minum," kata Garcia.

"Memecah waktu duduk sebenarnya terkait dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular," tegasnya.

Meski begitu, Garcia menekankan bahwa lebih banyak bergerak dan mengurangi duduk selalu lebih baik. Tetapi dia mengatakan temuan itu harus memberikan ketenangan pikiran kepada para pekerja yang seharian di kantor.

Namun perlu dicatat, duduk bekerja harus diimbangi dengan istirahat dan bergerak di sekitar kantor dan mendapatkan aktivitas fisik yang cukup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com