KOMPAS.com - Indonesia merupakan salah satu negara dengan angka penderita anemia yang cukup tinggi. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang tidak paham harus memeriksakan diri ke dokter apa ketika mengalami gejala anemia.
Tanpa penanganan tepat, anemia bisa menimbulkan komplikasi pada jantung dan sirkulasi darah. Penyakit ini juga dapat membahayakan nyawa ibu dan janin jika terjadi selama kehamilan.
Harus berobat ke dokter apa jika mengalami anemia?
Sebelum mengunjungi dokter spesialis, Anda perlu memeriksakan diri ke dokter umum apabila mengalami gejala anemia. Dokter akan mendiagnosis kondisi Anda berdasarkan riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan darah.
Baca juga: Ahli Temukan Terapi Efektif untuk Lawan Anemia
Anemia terbagi menjadi beberapa jenis dengan penyebab yang beragam. Kondisi ini juga bisa menjadi gejala dari penyakit lain yang lebih parah.
Maka dari itu, dokter harus sangat cermat dan berhati-hati ketika menegakkan diagnosis.
Anda juga bisa membantu dokter dengan cara menjelaskan secara rinci mengenai gejala, riwayat kesehatan keluarga, pola makan, serta obat-obatan yang Anda konsumsi.
Itu semua akan membantu dokter untuk mengetahui jenis anemia yang mungkin Anda alami.
Terdapat beberapa pemeriksaan yang mungkin direkomendasikan dokter ketika Anda memeriksakan diri, antara lain:
Pemeriksaan tersebut tidak hanya ampuh mendiagnosis anemia, tapi juga membantu dokter mendeteksi penyakit lain yang menjadi penyebabnya. Contohnya, anemia defisiensi besi dapat terjadi akibat polip usus besar, tumor, atau gangguan ginjal.
Kapan anemia harus ditangani oleh dokter spesialis?
Banyak orang tidak memahami harus berobat ke dokter apa untuk mengatasi anemia sehingga langsung berkonsultasi pada dokter spesialis.
Hal ini sebenarnya tidak sepenuhnya keliru, tetapi dokter spesialis umumnya bertugas menangani kasus anemia yang lebih spesifik.
Contohnya jika Anda mengalami anemia aplastik. Penyakit ini terjadi ketika sumsum tulang tidak lagi memproduksi cukup sel darah.
Penyebabnya adalah serangan dari sistem kekebalan tubuh yang keliru mengenali sumsum tulang sebagai ancaman.
Baca juga: Jangan Sepelekan Cacingan, Risikonya dari Anemia sampai Kematian