Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Temukan Terapi Efektif untuk Lawan Anemia

Kompas.com - 19/03/2019, 19:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Jutaan orang menderita sickle cell anemia atau kekurangan sel darah merah untuk membawa oksigen yang cukup ke seluruh tubuh. Akibatnya mereka lemas dan tidak bisa melakukan banyak hal.

Salah satunya dialami Lynndrick Holmes dari Mobile, Alabama. Pria 29 tahun itu mengaku sickle cell anemia membuatnya lemas dalam menjalani hari dan kurang beraktivitas.

"Saya ingin bermain sepak bola, bola basket, karakte dan taekwondo. Tetapi saya tidak bisa. Jadi saya hanya bisa merasakan itu semua lewat kehadiran teman-teman. Sebagian besar hidup saya hanya dapat menyaksikan hal-hal yang mereka lakukan, dan saya sendiri tidak bisa," ujar Holmes.

Tetapi Holmes tidak akan lama lagi menderita. Ia adalah salah satu dari sembilan pasien di klinik percobaan pengobatan baru bagi "sickle cell" di National Institutes of Health NIH.

Baca juga: Jangan Sepelekan Cacingan, Risikonya dari Anemia sampai Kematian

Sel-sel darah merah yang sehat berbentuk bulat, rata, dan mudah mengalir melalui pembuluh-pembuluh darah di seluruh tubuh kita.

Namun penderita sickle cell anemia tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat untuk membawa oksigen yang cukup ke seluruh tubuh.

Ada kristal protein yang terbentuk di dalam sel-sel darah itu, mengubah sel darah yang awalnya berbentuk bulat dan rata, menjadi berbentuk seperti bulan sabit, menimbulkan penyumbatan pembuluh darah, menyebabkan rasa nyeri dan kerusakan organ.

Penyakit ini disebabkan oleh gen yang rusak. Dibanding memperbaiki atau menyunting gen ini, Dr. John Tisdale mengatakan timnya menambahkan salinan gen yang benar dan normal sehingga menghasilkan sel darah yang sehat.

"Kami hanya menambahkan gen. Kami membiarkan gen yang rusak memperbaiki diri. Kami menyebutnya terapi gen tambahan," ujar Dr. Tisdale.

Dalam dua atau tiga bulan, sembilan pasien menunjukkan tanda-tanda pemulihan dan mulai sehat.

"Saya bukan Lynndrick yang dulu. Saya akan sehat. Ini kenyataan. Saya tidak lagi menderita sickle cell seperti dulu," jelas Holmes.

Baca juga: Wanita Perlu Waspadai Anemia

Direktur NIH Francis Collins menyebut hal ini spektakuler.

"Pasien-pasien yang sebelumnya memiliki sickle cell disease, kini tidak lagi. Ketika kita memeriksa jumlah sel darah merah mereka, sepertinya mereka tidak lagi sakit. Tetapi ini baru langkah awal. Kami paling hanya dapat mengikuti mereka selama satu tahun. Namun cukup untuk mengatakan bahwa terapi ini dapat menyembuhkan mereka."

Francis Collins menambahkan bahwa hal ini tidak dicapai dalam satu malam. Pemanfaatan teknologi canggih dan besarnya biaya yang diperlukan untuk melakukan terapi gen ini menurutnya tidak mungkin dilakukan di negara-negara miskin.

Tetapi pendekatan memperkenalkan gen yang sudah dikoreksi ini dapat digunakan seluruh negara, sementara para peneliti berupaya memperbaiki dan meningkatkan terapi ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com