Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Cuma Orang Gemuk, Kolesterol Tinggi Juga Dialami Si Badan Kurus

Kompas.com - 22/06/2019, 12:56 WIB
Julio Subagio,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Jika kita memiliki kadar kolesterol, terutama LDL yang tinggi dalam darah, maka lama kelamaan akan terjadi atherosklerosis, atau penyempitan pembuluh darah akibat pengendapan lemak.

Penyumbatan dan melambatnya aliran darah dapat menyebabkan kekurangan oksigen pada bagian tubuh tertentu, dan mengganggi kinerja organ.

Selain itu, hal ini kemudian dapat memicu berbagai masalah kardiovaskuler lain, seperti hipertensi, obesitas, stroke, hingga berbagai penyakit jantung yang meningkatkan risiko kematian mendadak.

Tingginya kolesterol dalam darah dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti pola makan yang tinggi konsumsi lemak, jarang berolahraga, kebiasaan merokok, dan obesitas.

Kolesterol pada orang kurus

Lantas, apakah hanya orang gemuk saja yang berisiko memiliki kolesterol tinggi? Apakah orang kurus aman dari risiko kolesterol?

Sayangnya, tidak begitu.

Orang yang kurus dan tidak memiliki kelebihan berat badan dapat mengalami permasalahan yang sama mengenai kolesterol.

Berdasarkan studi yang dilakukan terhadap penduduk Amerika Serikat pada tahun 2008, didapatkan temuan bahwa sekitar 23 persen dari partisipan yang memiliki berat badan normal diketahui memiliki gangguan pada sistem kardiovaskuler, seperti tekanan darah tinggi dan juga kadar kolesterol tinggi.

Mengapa bisa demikian?

"Kolesterol tinggi tidak membedakan jenis tubuh, dan berat badan tidak menentukan apakah seseorang memiliki kadar kolesterol atau trigliserida tinggi," ungkap Peter Toth, director of preventive cardiology dari CGH Medical Center, Sterling, Illinois, seperti dilansir dari Healthline.

Berat badan yang normal tidak mencerminkan komposisi lemak tubuh. Saat ini, dikenal istilah ‘skinny fat’, yang menggambarkan kondisi di mana berat badan seolah ideal dan tubuh tidak tampak gemuk, namun komposisi lemak tubuh melebihi massa otot.

Penumpukan kolesterol terjadi di pembuluh darah, sehingga simpanan lemak yang berlebih di bagian tubuh tertentu, seperti pinggang dan perut, tidak dapat dijadikan patokan untuk mengukur kadar kolesterol di dalam tubuh.

Di sisi lain, pandangan keliru "kurus itu sehat" juga dapat menimbulkan kesalahpahaman yang mendorong pola hidup tidak sehat.

"Orang berbadan kurus mengira mereka aman dari risiko kolesterol, sehingga mereka tidak mengambil langkah pencegahan yang dibutuhkan. Kondisi ini dapat mendorong peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida tinggi, dan akhirnya muncul penyakit jantung," imbuh Toth.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com