Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bioplastik Hingga Tote Bag, Tas Belanjaan Mana yang Ramah Lingkungan?

Kompas.com - 21/06/2019, 12:13 WIB
Julio Subagio,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Kantong jenis ini paling umum digunakan sebagai tote bag dan ditawarkan sebagai material ramah lingkungan. Berdasarkan studi, diperkirakan bahwa kantong polipropilena membutuhkan sedikit energi untuk produksi, menurunkan tingkat emisi gas rumah kaca 87 persen, dan juga menghasilkan limbah 91 persen lebih sedikit dari plastik sekali pakai.

Meski begitu, kantong jenis ini sulit terurai dan didaur uang. Selain itu, kantung ini juga mudah terkontaminasi dan dapat menjadi tempat berkembang biak bakteri, yang berasal dari produk hewani seperti susu atau daging.

Oleh karena itu, disarankan agar kantong polipropilena ini dicuci setidaknya seminggu sekali.

Kantung belanja katun

Kantong katun ini berbahan dasar serat kapas, sehingga banyak diasumsikan sebagai material ramah lingkungan.

Namun, nyatanya justru kantong jenis ini memiliki dampak lingkungan terbesar.

Tanaman kapas membutuhkan banyak air dan nutrisi untuk tumbuh. Dalam skala besar, produksi kapas bukan hanya membutuhkan air dan lahan dalam jumlah besar, namun juga pupuk yang cukup banyak, yang dapat berpotensi mencemari sungai dan lautan.

Selain itu, dibutuhkan proses yang panjang dan usaha yang besar untuk mengolah serat kapas menjadi tekstil siap guna.

Kabar baiknya, kantong ini dapat digunakan berkali-kali dan memiliki usia pakai yang panjang, bahkan hingga bertahun-tahun.

Kantong poliester

Kantong berbahan dasar poliester memiliki durabilitas yang tinggi, sehingga tidak mudah rusak. Bahan ini juga dinilai cukup praktis, karena mudah dilipat dan dibawa ke mana saja.

Poliester memiliki dampak lingkungan sedikit lebih rendah dibandingkan polipropilen. Namun, poliester dapat terurai menjadi mikroplastik saat dicuci dan dibersihkan.

Bioplastik

Material bioplastik diproduksi menggunakan bahan organik, seperti jagung, sehingga bersifat terbarukan dan mudah didaur ulang atau terurai ke dalam tanah.

Meski demikian, bioplastik dianggap sebagai alternatif yang tidak terlalu baik, karena membutuhkan waktu yang lama serta dampak lingkungan yang cukup besar, terutama jika diproduksi dalam skala besar, sama halnya dengan kantung berbahan katun.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com