Panel surya yang kita kenal baru dibuat sekitar tahun 1950-an oleh Bell Laboratories. Pemikir di balik kesuksesan penemuan ini adalah Daryl Chapin, Calvin Fuler, dan Gerald Pearson.
Alat ini ciptaan mereka itu dianggap sebagai perangkat praktis pertama yang bisa mengubah energi matahari menjadi listrik.
Sayangnya, panel surya pertama ini dianggap sangat mahal bagi kebanyakan orang.
Demi memecahkan masalah itu, University of Delaware menciptakan satu bangunan panel surya pertama yang disebut Solar One pada 1973. Bangunan ini dibuat dengan mengombinasikan tenaga termal dan fotovoltaik dari matahari.
Bangunan ini tidak menggunakan panel surya, tetapi justru mengintegrasikan sinar matahari langsung ke dalam atap.
Debut Solar One ini mulai membuat pemerintah AS melirik tenaga surya sebagai jawaban krisis energi. Untuk itu, pembuatan panel surya yang lebih terjangkau publik perlu dilakukan.
Selanjutnya, pemerintah AS memfasilitasi berbagai penelitian untuk menghasilkan panel surya dengan harga terjangkau.
Hingga kini, penelitian terkait panel surya murah dan dapat diakses masyarakat terus dilakukan. Beberapa negara juga telah menerapkan panel surya massal.
Di Indonesia, sejak September 2017, digalakkan Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap (GNSSA) untuk penggunaan energi yang lebih bersih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.