KOMPAS.com – Bagi Anda yang dilanda kesibukan harian, menghabiskan waktu dengan anak merupakan waktu yang berharga dan jarang didapatkan setiap harinya.
Aktivitas bersama dengan anak merupakan faktor penting dalam perkembangan kesehatan fisik dan mental anak, serta dapat berpengaruh pada ikatan emosional antar ayah dan anak dalam jangka panjang.
Lantas yang menjadi pertanyaan, apa saja aktivitas yang cocok dilakukan seorang ayah bersama anaknya, dan kapan baiknya dilakukan?
Studi terbaru dilakukan oleh peneliti dari University of Georgia untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Baca juga: Viral Video Obrolan Ayah dan Anak Balita, Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Studi ini dilakukan dengan merekam dan mengamati perilaku dan pola aktivitas harian serta wawancara terhadap sekitar 80 pasangan ayah-anak, dengan usia rata-rata anak sekitar tiga tahun.
Data tersebut kemudian digunakan sebagai dasar analisis berdasarkan teori attachment security.
Hasilnya, terungkap bahwa terdapat dinamika yang dipengaruhi oleh jenis dan waktu aktivitas yang dilakukan bersamaan oleh ayah dan anak.
"Seorang ayah yang memilih untuk mencurahkan waktunya di akhir pekan untuk bermain bersama anaknya sekilas tampak membentuk hubungan paling baik," ujar Geoffrey Brown, peneliti yang memimpin studi ini, dilansir dari Medical Xpress.
Namun, ternyata faktanya tidak sesederhana itu.
"Ayah yang menghabiskan waktu di hari kerja untuk melakukan aktivitas terkait mengasuh dan merawat anak secara umum, memiliki hubungan yang lebih dekat yang dapat dijadikan prediktor kekuatan ikatan ayah-anak," lanjut Brown.
Hasil ini mensugestikan bahwa seorang ayah yang menghabiskan lebih banyak waktu di hari kerja untuk sekedar memberikan perhatian dan terlibat dalam pola asuh harian anak ternyata memiliki ikatan emosional lebih kuat dengan anak mereka.
Hal ini diduga disebabkan karena anak membentuk persepsi bahwa ayah mereka dapat menemani mereka kapanpun dibutuhkan.
Sedangkan bagi ayah yang fokus untuk bermain dan bersenang-senang dengan anak di akhir pekan memicu tingkat kesenangan dan kebahagiaan yang lebih pada anak, namun ikatan emosional antara ayah-anak tidak begitu kuat.
"Hal ini cukup kompleks, namun dapat merefleksikan perbedaan konteks dalam waktu interaksi keluarga di hari kerja dan akhir pekan. Hal yang paling penting adalah menghabiskan waktu bersama anak dan turut mengasuhnya di sela-sela hari kerja sangatlah berperan dalam pembentukan ikatan yang baik," jelas Brown.
Dalam awal masa kanak-kanak, seorang anak akan membentuk ikatan emosional dengan pengasuhnya, baik orangtua maupun orang terdekat, yang sanggup memberikan rasa aman dan menyediakan perhatian yang dibutuhkan olehnya. Hal ini menjadi dasar bagi teori attchment security.
Baca juga: Studi: Kualitas Sperma Ayah Bisa Picu Gangguan Mental Skizofrenia