Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Kualitas Sperma Ayah Bisa Picu Gangguan Mental Skizofrenia

Kompas.com - 02/04/2019, 07:48 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor


KOMPAS.com - Selama ini kita hanya tahu bahwa usia kesuburan perempuan penting diperhatikan saat memutuskan untuk memiliki anak. Tingkat kesuburan perempuan menurun mulai usia 30-an atau 40-an hingga mencapai masa menopause di usia 40-an atau 50-an.

Namun, penelitian selama beberapa tahun terakhir menemukan faktor usia pria juga berpengaruh pada kesuburan dan perkembangan anak di masa depan.

Penelitian terbaru dari The Journal Biological Psychiatry menemukan hubungan antara usia lanjut orang tua dengan penyakit skizofrenia pada anak. Tanda-tanda kemunculan skizofrenia bahkan ditemukan lebih dini pada anak yang lahir dari ayah dengan usia yang lebih tua.

Tanda ini muncul pada anak sebelum usia sang anak menginjak 18 tahun. Penyebabnya adalah kelainan gen.

Baca juga: Inseminasi Sukses, Puluhan Domba Hamil dengan Sperma Berumur 50 Tahun

Pasien anak dengan  gangguan skizofrenia dalam penelitian tersebut memiliki orang tua yang sehat, juga riwayat keluarga tanpa ganguan mental. Namun diduga mutasi gen terjadi karena ayah pasien berusia lanjut.

"Setiap 10 tahun penundaan usia menjadi orang tua, maka risiko kemunculan tanda skizofrenia pada anak meningkat sekitar 30 persen," terang ketua penelitian, Shi-Heng Wang dari China Medical University di Taichung dalam sebuah pernyataan. Sementara itu, usia ibu tidak berdampak pada proses kelainan ini.

Risiko lainnya dari ayah yang berumur

Mutasi gen memang terjadi di sperma, namun risiko kelainan lainnya juga dapat terjadi pada anak dari ayah yang berusia di atas 35 tahun.

Kemungkinan terkenanya gangguan spektrum autisme pada anak meningkat menjadi 5,75 persen dari ayah berusia 40 tahun atau lebih, dibandingkan dengan anak yang lahir dari ayah di bawah usia 30 tahun.

Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD), psikosis, bipolar, percobaan bunuh diri, serta penggunaan narkoba - semua masalah ini terhubung dengan usia orang tua yang lebih tua.

Risiko lainnya adalah leukimia limfoblastik akut (kanker yang disebabkan oleh sel darah putih yang berproduksi tidak normal) di usia anak, juga ancaman kanker lainnya di kemudian hari, seperti kanker payudara dan kanker prostat.

Cacat lahir yang jarang, keguguran atau bayi lahir mati juga dikaitkan dengan usia orang tua yang sudah lanjut.

Standford mengungkap 40,5 juta kelahiran dari orang tua dengan usia tua (mereka mendefinisikan usia ayah di atas 35 tahun) antara tahun 2007 hingga 2016 berpotensi memicu risiko lebih tinggi pada bayi lahir dengan berat badan rendah, kejang dan bahaya pada kelahiran lainnya.

Sebagai contoh, pria berusia 45 tahun atau lebih berpotensi sebanyak 14 persen untuk menghasilkan anak dengan kelahiran prematur. Sementara, pria berusia 50 tahun atau lebih berpotensi sebanyak 28 persen miliki bayi dengan perawatan di unit perawatan intensif neonatal.

Secara mengejutkan penelitian tersebut juga menemukan hubungan usia tua ayah pada besarnya potensi diabetes gestasional pada ibu mengandung.

Halaman:
Baca tentang


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau