Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Sering Digendong Bikin Bayi "Bau Tangan"?

Kompas.com - 15/06/2019, 13:04 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Pernahkah Anda mendengar istilah bayi ‘bau tangan’? Istilah ini digunakan untuk menyebut bayi yang selalu ingin berada dalam gendongan ibunya.

Sebagian masyarakat percaya bahwa penyebabnya adalah karena ibu terlalu sering menggendong anaknya.

Padahal, menggendong bayi telah terbukti dapat menjalin kedekatan antara ibu dan anak. Kegiatan ini juga efektif untuk membangun ikatan emosional sejak dini. Lantas, benarkah ibu tidak boleh terlalu sering menggendong anaknya sejak bayi?

Apakah menggendong bayi akan membuatnya ‘bau tangan’?

Baca juga: Zat Besi Sangat Penting untuk Bayi, Berapa Banyak yang Dibutuhkan?

Menggendong adalah respons pertama yang dilakukan seorang ibu saat anaknya rewel atau menangis. Ini merupakan naluri alamiah yang memberikan manfaat bagi kesehatan fisik sekaligus emosional ibu dan anak.

Sentuhan dengan ibu memberikan sensasi yang sama ketika bayi berada dalam rahim. Saat menggendong si kecil, ia dapat merasakan kehangatan, sentuhan, gerakan yang lembut, detak jantung, serta suara ibu dan ayahnya yang membuatnya tenang.

Namun, tidak semua bayi akan menunjukkan reaksi yang sama begitu sang ibu menggendongnya. Beberapa bayi bahkan tetap menangis walaupun sering digendong dalam waktu lama.

Inilah salah satu penyebab munculnya anggapan bayi ‘bau tangan’. Kebiasaan Anda menggendong si kecil saat rewel atau menangis ditengarai memunculkan karakter manja yang bertahan hingga anak bertumbuh besar.

Kabar baiknya, anggapan tersebut tidaklah benar. Sifat manja yang dimiliki anak bukan berasal dari kebiasaan ibu menggendong, melainkan pola asuh yang keliru.

Pola asuh ini terbentuk karena orangtua selalu mengikuti keinginan anaknya saat rewel.

Jika Anda menuruti sikap rewel anak sejak kecil, ia akan menjadikan sikap ini sebagai ‘senjata’ untuk memperoleh apa yang diinginkannya. Seiring bertambahnya usia, ia mulai menunjukkan amarah ketika Anda tidak menuruti permintaannya.

Lantas, mengapa bayi tetap rewel saat digendong?

Beberapa bayi terkadang tetap rewel walaupun Anda telah menggendongnya. Namun, hal ini bukan berarti bayi Anda ‘bau tangan’.

Hal ini menandakan bahwa mungkin Anda menggendongnya pada saat yang salah.

Bayi berumur di bawah 9 bulan biasanya menangis karena merasa lapar, lelah, kesepian, tidak nyaman, atau merasakan sakit pada tubuhnya.

Nah, biasanya, para ibu akan langsung menggendong bayinya tanpa mencari tahu penyebab ia menangis. Akhirnya, Anda tak tahu mengapa anak Anda menangis meski sudah dalam gendongan Anda.

Baca juga: Kisah Saybie, Bayi Terkecil di Dunia yang Sanggup Bertahan Hidup

Jadi, lain kali si kecil menangis, cobalah membiarkannya beberapa saat dan pahami apa penyebabnya.

Anda juga dapat menggunakan cara lain untuk menenangkan bayi tanpa takut anggapan ‘bau tangan’ melekat pada bayi, misalnya:

  • Membaringkannya dalam tempat tidur goyang
  • Membelai kepala, punggung, atau dadanya dengan lembut
  • Membedongnya dengan selimut
  • Membawanya ke luar rumah agar mendapatkan udara segar
  • Memainkan musik yang lembut
  • Berbicara atau bernyanyi dengan suara yang lembut
  • Memandikannya dengan air hangat
  • Mendekatkan bayi dengan sumber getaran atau suara berirama, seperti bagian tertentu kipas angin
  • Membantunya sendawa untuk mengeluarkan gas dari perut

Berkebalikan dengan mitos yang beredar, menggendong bayi tidak akan membuatnya ‘bau tangan’. Anda justru memberikan kehangatan dan rasa nyaman yang membuat bayi merasa tenang.

Jika bayi terus-menerus rewel, berarti Anda perlu memahami apa yang menjadi penyebabnya. Dengan memahami tangisan si kecil, Anda akan memahami kebutuhannya.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Fenomena Unik: Tonggeret Mulai Menyanyi Saat Cahaya Fajar Muncul
Fenomena Unik: Tonggeret Mulai Menyanyi Saat Cahaya Fajar Muncul
Oh Begitu
Lubang Hitam Tertua Ditemukan, Ukurannya 300 Juta Kali Matahari
Lubang Hitam Tertua Ditemukan, Ukurannya 300 Juta Kali Matahari
Fenomena
Hari Kucing Sedunia: Bahaya Melepas Kucing Menjadi Liar
Hari Kucing Sedunia: Bahaya Melepas Kucing Menjadi Liar
Oh Begitu
Ubi Bikin Kentut? Ini Penjelasan Ilmiahnya dan Siapa Saja yang Perlu Waspada
Ubi Bikin Kentut? Ini Penjelasan Ilmiahnya dan Siapa Saja yang Perlu Waspada
Oh Begitu
Bentuk Kepala Anjing Ternyata Memengaruhi Kepribadiannya
Bentuk Kepala Anjing Ternyata Memengaruhi Kepribadiannya
Oh Begitu
Jejak Tsunami Raksasa di Selatan Jawa: Potensi Ancaman di Masa Depan
Jejak Tsunami Raksasa di Selatan Jawa: Potensi Ancaman di Masa Depan
Fenomena
Mengapa Pria Lebih Cepat Berlari Dibanding Perempuan? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Mengapa Pria Lebih Cepat Berlari Dibanding Perempuan? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Oh Begitu
Misteri Jejak “Hobbit” Purba di Sulawesi: Siapa Pembuat Alat Batu Berusia 1,4 Juta Tahun?
Misteri Jejak “Hobbit” Purba di Sulawesi: Siapa Pembuat Alat Batu Berusia 1,4 Juta Tahun?
Kita
Manfaat Peluk Pohon dalam Forest Bathing: Redakan Stres dan Pulihkan Jiwa
Manfaat Peluk Pohon dalam Forest Bathing: Redakan Stres dan Pulihkan Jiwa
Kita
Bersepeda Pangkas Risiko Kanker dan Penyakit Jantung hingga 50 Persen
Bersepeda Pangkas Risiko Kanker dan Penyakit Jantung hingga 50 Persen
Kita
Susu Kecoa, Superfood Masa Depan yang Mengalahkan Susu Sapi?
Susu Kecoa, Superfood Masa Depan yang Mengalahkan Susu Sapi?
Fenomena
Aroma Surga dari Tanah Tandus: Mengapa Kemenyan dan Mawar Lebih Wangi di Lingkungan Ekstrem?
Aroma Surga dari Tanah Tandus: Mengapa Kemenyan dan Mawar Lebih Wangi di Lingkungan Ekstrem?
Fenomena
Kemenyan Indonesia Berpotensi Jadi Bahan Parfum Premium Dunia
Kemenyan Indonesia Berpotensi Jadi Bahan Parfum Premium Dunia
Oh Begitu
Potensi Sesar Aktif Ditemukan di Semarang, Demak, dan Kendal: Ancaman Tersembunyi di Tengah Kota
Potensi Sesar Aktif Ditemukan di Semarang, Demak, dan Kendal: Ancaman Tersembunyi di Tengah Kota
Fenomena
Penelitian: Tujuh Makanan yang Membantu Perkuat Daya Tahan Tubuh
Penelitian: Tujuh Makanan yang Membantu Perkuat Daya Tahan Tubuh
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau