Brynn Hibbert (2012)
Pavilion de Breteuil masih menjadi kantor bagi Biro Internasional untuk Ukuran dan Timbangan (BIPM). Di sana terdapat Prototipe Internasional Kilogram (selanjutnya disebut dengan istilah K besar) dalam dua brankas dan tiga toples kaca.
K besar adalah balok platinum-iridium yang dipoles dan digunakan untuk menentukan kilogram. Balok ini menjadi patokan ukuran kilogram. (Balok yang asli hanya pernah ditimbang tiga kali dengan dengan salinan balok ini yang hampir identik.)
Inggris, yang sebelumnya menonjol dalam diskusi dan menyediakan kilogram platinum-iridium, ternyata menolak menandatangani perjanjian itu sampai 1884.
Bahkan sistem baru itu hanya digunakan oleh para ilmuwan. Sementara untuk kehidupan sehari-hari masyarakat menggunakan ukuran seperti pound, ons, kaki, dan inci.
Amerika Serikat menandatangani perjanjian tersebut pada 20 Mei, tapi kemudian tidak pernah benar-benar mengimplementasikannya. Amerika masih bergantung pada ukuran satuan dari Kerajaan Inggris, yang masih banyak digunakan sampai sekarang.
Amerika Serikat mungkin menyesali tindakannya pada 1999 ketika wahana angkasa tak berawak Mars Climate Orbiter (MCO) hilang dalam misi antariksa. Laporan mengenai insiden itu, yang secara aneh disebut “kecelakaan” dan menelan biaya US$193,1 juta (Rp2,7 triliun) pada 1999, menyatakan:
"[…] akar penyebab hilangnya pesawat ruang angkasa MCO adalah kegagalan untuk menggunakan satuan metrik dalam sistem kode perangkat lunak yang digunakan untuk model lintasan."
Pada dasarnya pesawat ruang angkasa itu hilang di atmosfer Mars saat memasuki orbit yang lebih rendah dari yang direncanakan.
Jadi, mengapa SI berubah hari ini? Masalah utamanya adalah, dalam kasus kilogram, pengukurannya tidak stabil, dan dalam kasus ampere sebagai unit arus listrik, ukuran tersebut tidak dapat direalisasikan.
Dan ketika membandingkan berat K Besar dengan salinannya, kami pikir K besar perlahan-lahan kehilangan massanya.
Semua unit sekarang didefinisikan dengan cara umum yang BIPM sebut dengan formulasi “konstanta eksplisit”.
Idenya adalah bahwa kita telah mengambil lambang yang universal-misalnya, kecepatan cahaya dalam ruang hampa-dan mulai sekarang memperbaiki nilai numeriknya yang pasti.
Realitasnya sudah ditentukan, angkanya tetap, dan unit-unitnya sekarang sudah didefinisikan.
Karena itu, kami perlu menemukan tujuh konstanta dan memastikan semua pengukuran konsisten. (Semua detail teknis tersedia di sini)