KOMPAS.com - Kita tahu, ganja (Cannabis indica) sudah dikonsumsi sejak lama. Namun penggunaan awal tanaman yang dikenal sebagai obat psikotropika untuk memberi rasa senang berlebih itu belum banyak diketahui.
Berkat studi terbaru yang terbit di Science Advances, para arkeolog mengetahui bahwa 2.500 tahun lalu orang Asia Tengah sudah mengisap ganja di area pemakaman.
Kesimpulan ini didapat setelah tim arkeolog menemukan jejak tetra hydro cannabinol (THC) atau zat tetrahidrokanabinol yang terkandung di dalam ganja dan dapat memberikan euforia rasa senang berkepanjang.
Bukti ini ditemukan pada wadah pembakar dupa atau anglo berisi batu di situs pemakaman kuno Jirzankal di Dataran Tinggi Pamir, Asia Tengah.
Baca juga: Banyak Anjing di Amerika Serikat Keracunan Ganja, Ada Apa?
Ganja sendiri sudah dibudidayakan sejak 4000 SM sebagai bahan baku pembuatan minyak biji dan tanaman serat. Namun diketahui, pemakaian ganja alias konsentrasi THC dalam proses pengolahan minyak tersebut sangat rendah.
Menurut arkeolog, ini adalah bukti awal yang paling jelas terkait penggunaan kanabis untuk sifat psikoaktifnya.
Para ahli melakukan penggalian di area pemakaman kuno pada 2013. Selama penggalian, mereka telah menemukan 10 fragmen kayu berisi batu bekas pembakaran.
Tim menduga, pada awalnya pembakaran ganja digunakan untuk keperluan ritual adat.
Untuk menguji apakah itu memang bekas pembakaran ganja, tim mengekstraksi residu kayu dan batu agar bisa melihat komposisi kimia di dalamnya.
Seperti dilansir Science Alert, Rabu (12/6/2019), tim menggunakan teknik identifikasi spektrometri massa kromatografi gas untuk menganalisis bahan organik di salah satu wadah. Dalam tes pertama, biomarker ganja muncul pada lapisan dalam yang hangus terbakar.
Untuk memastikan ini, tim menganalisis sampel hanja kuno dari Pemakaman Jiayi di Turpan, yang berasal dari tahun 790-520 SM, sebagai pembanding.
"Hal yang mengejutkan kami adalah temuan biomarker ganja dan bahan kimia lokal yang terkait dengan sifat psikoaktif tanaman," ujar arkeolog Yimin Yang dari Universitas Akademi Ilmu Pengetahuan China.
"Ini adalah bukti paling awal pemakaian rokok ganja," imbuh Yang.
Hampir semua residu yang terbakar dari batu-batu dan bagian dalam wadah kayu berisi jejak cannabinol. Hal ini menunjukkan, tanaman ganja sengaja dibakar dengan menempatkan batu panas di atas anglo.
Tetapi ada sesuatu yang lain. Data menunjukkan konsentrasi THC yang lebih tinggi daripada yang biasanya ditemukan pada tanaman liar.
Implikasinya adalah bahwa orang-orang Jirzankal mencari tanaman ganja dengan kandungan THC yang lebih tinggi atau mereka menanamnya. Tidak mungkin untuk mengetahui yang mana, tapi ahli menduga ini disengaja.
Baca juga: Penelitian Baru: Bahaya Ganja Pada Otak Remaja Dilebih-lebihkan
Menurut para peneliti, ini menunjukkan penggunaan tanaman untuk sifat psikoaktif bisa berasal di Asia Tengah, tempat ganja pertama kali berevolusi.
Maka, tidak akan butuh waktu lama untuk menyebar ke belahan bumi lain melalui rute pertukaran Jalan Sutra awal.
"Saya pikir ini adalah contoh yang bagus tentang seberapa dekat manusia yang saling terkait dan telah dengan dunia di sekitar mereka," kata arkeobotan Robert Spengler dari Institut Max Planck untuk Ilmu Sejarah Manusia.
"Mereka memaksakan tekanan evolusi pada tanaman di sekitar mereka, dan dalam beberapa kasus ini benar-benar mengarah ke domestikasi. Manusia selalu mencari tanaman dengan metabolit sekunder yang memiliki efek pada tubuh manusia. Manusia pramodern memiliki pemahaman yang intim tentang tanaman di sekitar mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.