Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Langka, Seorang Anak Diduga Mati akibat Ganja

Kompas.com - 20/11/2017, 20:00 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Penulis

KOMPAS.com- Kasus legalisasi ganja masih menjadi polemik. Apakah ganja memang benar berguna bagi manusia, atau justru mengancam kehidupan generasi penerus?

Seorang anak berumur 11 bulan diduga keracunan ganja dan mengalami pembengkakan otot jantung di Denver beberapa waktu lalu.

Tim dokter menemukan bahwa sebelum meninggal korban berada di lingkungan pengguna ganja.

Hasil otopsi tim dokter di Rumah Sakit Anak Nicklaus, juga menemukan adanya kandungan tetrahydrocannabinol (THC), bahan aktif ganja, pada sampel darah dan urin anak tersebut.

"Sangat sulit untuk mengatakan bahwa satu hal menyebabkan yang lain" dalam kasus ini, kata Dr. Jefry Biehler, Kepala Pediatri Rumah Sakit Anak Nicklaus di Miami.

Menurut keterangan pihak rumah sakit, pasien tiba di ruang gawat darurat dengan pernapasan yang melambat, dan kemudian mengalami serangan jantung.

Sebelum datang ke UGD, bocah itu tampak lamban dan mudah tersinggung, dan mencoba muntah.

Kemudian setelah beberapa saat, pasien mengalami henti jantung. Dokter berusaha melakukan resusitasi selama satu jam tetapi akhirnya dia meninggal dunia.

Baca Juga: Terbukti, Ganja Bisa Melawan Kepikunan

Laporan kasus tersebut sudah dimuat di Clinical Practice and Cases in Emergency Medicine, bulan Maret lalu. Sayangnya, para peneliti belum bisa menemukan penyebab pasti kematian korban.

Dalam hasil tes awal, darah anak laki-laki tersebut memang positif mengandung bakteri

Adanya bakteri bisa berkontribusi pada pembengkakan otot jantung.

Namun karena tes selanjutnya negatif, para peneliti mengatakan bahwa kemungkinan hasil ini positif palsu, karena kontaminasi sampel dengan bakteri dari tempat lain.

Para peneliti menduga, anak tersebut sudah berada di lingkungan pengguna ganja selama 6 jam. Dugaan lain, anak itu tanpa sengaja menghisapnya.

Biehler menegaskan laporan tersebut harus dipertimbangkan dan ditinjau dengan cermat

"Ini jelas mengenai bahwa seorang anak mungkin telah mengembangkan efek samping yang mematikan setelah terpapar zat yang telah tersedia secara lebih luas setelah legalisasi," katanya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau