"Data ini menunjukkan bahwa plastik mikro akan terus ditemukan dalam mayoritas, jika tidak semua, barang yang ditujukan untuk konsumsi manusia," sambung mereka.
Hasil itu mendapatkan tanggapan dari Profesor Richard Lampitt, pemimpin Tim Riset Mikroplastik di Pusat Oseanografi Nasional yang tidak terlibat dalam penelitian.
Dia mengatakan, "Saya pikir makalah ini adalah penilaian yang cermat terhadap data yang sampai saat ini telah diterbitkan dan kesimpulannya masuk akal."
Namun, peneliti lain telah mengkritik temuan tersebut.
Profesor Alastair Grant, profesor ekologi di Universitas East Anglia, mengatakan, "Para penulis menghitung konsumsi mikroplastik dari konsentrasi yang diukur dalam makanan dan udara."
"Mereka menghitung bahwa seorang laki-laki dewasa mengkonsumsi 142 partikel plastik per hari melalui mulut dan menghirup 170 lainnya. Jumlah yang agak besar yang paling menonjol adalah perkiraan tahunan. Tidak ada bukti yang disajikan bahwa tingkat konsumsi ini adalah bahaya signifikan bagi kesehatan manusia," tegasnya.
Dr Stephanie Wright, seorang peneliti di King's College London, mengatakan beberapa studi yang dimasukkan harus ditafsirkan dengan hati-hati.
"Ukuran adalah parameter penting ketika mempertimbangkan implikasi paparan partikel (apa pun). Tanpa informasi ini, sulit untuk menafsirkan temuan saat ini di luar fakta bahwa kita mengonsumsi mikroplastik," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.