Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Matahari Ada di Atas Kabah Hari Ini, Apa yang Terjadi dan Kapan Persisnya?

Kompas.com - 27/05/2019, 12:30 WIB
Julio Subagio,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Hari ini, Matahari akan berada tepat di atas Kabah. Fenomena ini akan mengakibatkan arah kiblat menempati posisi yang pas dengan arah Matahari.

Fenomena ini disebabkan oleh gerak semu tahunan Matahari, sebagai kombinasi dari perputaran Bumi mengelilingi Matahari dan kemiringan sumbu rotasi Bumi terhadap bidang tegak lurus eliptika sekitar 23,5 derajat.

Perpaduan dua faktor ini mengakibatkan posisi Matahari nampak bergeser secara teratur di antara garis lintang 23,5 derajat Lintang Utara hingga 23,5 derajat Lintang Selatan. Inilah yang disebut dengan gerak semu tahunan Matahari.

Matahari akan berada tepat pada posisi Kabah saat senilai dengan lintang Kabah.

“Saat deklinasi Matahari tepat +25o 25’ yang senilai dengan garis lintang Kabah, maka fenomena tersebut terjadi. Dalam setiap tahun Gregorian, dijumpai dua kali fenomena tersebut, yakni di akhir Mei dan pertengahan Juli,” papar Marufin Sudibyo, astronom amatir saat dihubungi oleh Kompas.com, Senin (27/5/2019).

Marufin menjelaskan bahwa waktu tepat terjadinya peristiwa ini bergantung pada cara kita mendefinisikan kiblat.

Baca juga: Hari Bumi, 6 Foto Memilukan Bukti Plastik Bahayakan Planet Ini

“Jika kiblat adalah Kabah semata dan dengan memperhitungkan apparent diameter Matahari, maka fenomena tersebut terjadi di akhir bulan Mei, tanggal 27, 28, dan 29 Mei 2019, pada jam yang sama, yakni 16:18 WIB,” tuturnya.

“Sebaliknya, bila kiblat adalah lingkaran berdiameter 45 km yang melingkupi segenap tanah haram Mekkah dengan Kabah sebagai pusat lingkaran dan dengan memperhitungkan apparent diameter Matahari, maka fenomena tersebut terjadi pada tanggal 26, 27, 28, 29, dan 30 Mei 2019, pada jam 16:28 WIB,” tambahnya.

Setiap tahunnya, fenomena ini terjadi pada kurun waktu yang sama.

Karena posisi tampak Matahari yang tepat berada di atas Ka’bah, maka fenomena ini dapat digunakan untuk mengoreksi arah kiblat.

“Fenomena ini bisa menjadi cara mengetahui arah kiblat secara tepat bagi masjid yang belum diukur arah kiblatnya,” ujar Mutoha Arkanuddin, pendiri Jogja Astro Club.

“Setiap benda yang berdiri tegak akan menghasilkan bayangan yang arahnya menuju kiblat saat tanggal dan jam tersebut. Namun bisa juga dilakukan pada dua hari sebelum atau setelah fenomena, karena masih akurat hasilnya,” tutup Mutoha.

Baca juga: Demi Energi Nuklir yang Aman, Ilmuwan Amati Material Eksotis Matahari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau