KOMPAS.com – Serial Game of Thrones memang sudah tamat pada pekan lalu. Terlepas dari bagaimana tanggapan anda akan akhir dari kisah ini, tidak dapat dipungkiri bahwa dunia fantasi yang menjadi setting serial ini merupakan konsep yang menarik, baik itu dari segi budaya, politik, arsitektur, sejarah, hingga mitologi di baliknya.
Salah satunya adalah eksistensi naga, yang diperlakukan layaknya senjata pemusnah massal karena sanggup membumihanguskan populasi satu kota dalam waktu singkat.
Lantas, yang menjadi pertanyaan, mungkinkah hal demikian eksis di dunia nyata?
Jawabannya, mungkin tidak. Keberadaan naga hanya ada di mitologi dan legenda saja.
Namun, ternyata kemampuan menyemburkan api seperti naga sebenarnya tidak mustahil menurut sains, hanya saja membutuhkan kombinasi yang rumit dan spesifik untuk dapat merealisasikannya.
Baca juga: Bisakah Hewan Semburkan Api seperti Naga Game of Thrones?
Api membutuhkan tiga syarat utama. Pertama, sesuatu yang dapat menimbulkan percikan api untuk memulai proses pembakaran; kedua, bahan bakar untuk mempertahankan api; dan terakhir, oksigen yang berinteraksi dengan bahan bakar sehingga terjadi reaksi pembakaran.
Dari ketiga syarat tersebut, oksigen merupakan syarat yang paling mudah dipenuhi. Oksigen merupakan unsur terbanyak kedua di atmosfer Bumi setelah gas nitrogen, di mana oksigen menyususun sekitar 21 persen dari keseluruhan atmosfer.
Artinya, tinggal dua syarat lagi yang harus dipenuhi untuk dapat menyemburkan api.
Menciptakan percikan
Percikan api dapat timbul secara alami, melalui gesekan antara batu, seperti batu rijang (flint), atau logam.
“Yang kita butuhkan untuk menciptakan percikan adalah batu rijang dan baja. Jika hewan memiliki struktur, misalkan sisik yang mirip batu rijang, lalu menggesekkannya bersamaan, maka dapat timbul percikan api,” jelas Frank van Breukelen, ahli biologi University of Nevada dikutip dari Science News for Student, Jumat (26/04/2019).
Van Breukelen juga menjelaskan bahwa percikan dapat timbul jika hewan tersebut memiliki organ untuk menyimpan batu rijang dalam tubuhnya, seperti layaknya ampela pada burung.
Burung memiliki ampela, di mana ia menyimpan batuan kecil dan kerikil untuk membantunya mencerna makanan secara mekanis.
Beberapa bahan kimia bahkan dapat menimbulkan api tanpa adanya percikan. Contohnya adalah molekul yang bersifat pyrophoric, yang dapat terbakar secara instan begitu kontak dengan udara.
“Iridium mudah terbakar, dan dapat menciptakan beragam warna yang berbeda paad molekul yang berbeda pula, misaknya merah, jingga, bahkan biru dan ungu,” ujar Raychelle Burks, ahli kimia St. Edwards University, Austin, Texas.