Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Tubuh Manusia, Kenapa Bau Orang Dewasa dan Bayi Beda?

Kompas.com - 24/05/2019, 19:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

Sumber


KOMPAS.com - Bicara soal bau badan, hampir semua orang setuju untuk berlomba-lomba menghilangkannya. Tapi, beda halnya dengan bayi baru lahir yang memiliki aroma tubuh sangat khas. Bahkan, hampir semua orang menyukai aroma ini.

Namun, kenapa bayi memiliki aroma tubuh sangat khas?

Melihat bayi dengan mata yang besar, pipi gemuk, dan kulit halus pasti membuat Anda gemas bukan main ingin memeluknya. Bukan hanya itu, aroma tubuhnya yang khas juga mendorong Anda untuk terus menciumnya.

Studi yang diterbitkan di jurnal Frontiers in Psychology telah mengamati reaksi orang ketika mencium bau tubuh bayi yang baru lahir.

Baca juga: Misteri Tubuh Manusia, Kenapa Tulang Ngilu Saat Udara Dingin?

Hasilnya, menunjukkan bahwa wangi khas tersebut tidak hanya menarik perhatian orangtua saja, tapi juga orang di sekitarnya.

Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa aroma tubuh bayi memang disukai banyak orang, termasuk juga mungkin oleh Anda. Akan tetapi, apa penyebabnya?

Ada beberapa teori yang menjelaskan hal ini. George Preti, PhD, seorang ahli kimia analitik di Monell Chemical Senses Center, menjelaskan alasannya.

"Aroma khas itu berasal dari bahan kimia yang dikeluarkan oleh kelenjar keringat bayi," jelasnya sebagaimana dilansir dari laman Women’s Health Magazine.

Ia juga menjelaskan, bahan kimia dalam aroma bayi dapat bertahan hingga 6 minggu.

Aroma khas dari tubuh bayi akan mulai berubah ketika metabolisme dalam tubuh mengalami perubahan. Perubahan aroma ini seiring dengan makanannya yang setelah lahir berupa ASI, bukan tali pusat.

Selain itu, teori lain menyebutkan bahwa bau khas pada bayi berasal dari vernix caseosa, yaitu zat yang mirip keju berwarna keputihan yang melapisi kulit bayi pada saat baru dilahirkan.

Walaupun tubuh bayi yang baru lahir akan dibersihkan, baunya bisa melekat dengan kuat pada rambut dan kulit bayi.

Yang terjadi ketika Anda mencium aroma tubuh bayi

Aroma sangat kuat pengaruhnya pada otak Anda. Pasalnya, aroma memiliki saraf tersendiri pada hidung dan jalur khusus yang bisa langsung tersalurkan ke otak.

Begitu pula dengan bau yang harum, bau ini juga akan memiliki pengaruh pada diri Anda. Aroma yang harum bisa menimbulkan rasa senang pada diri Anda, salah satunya bau tubuh bayi.

Mengapa bau tubuh bayi menimbulkan rasa senang? Berdasarkan studi yang sama, bau bayi diketahui dapat mengaktifkan bagian tertentu pada otak dan meningkatkan ikatan antara bayi dengan sang ibu.

Tak  hanya itu, mencium aroma khas dari tubuh bayi ternyata juga bisa merangsang otak untuk memproduksi dopamin. Dopamin adalah hormon pada otak yang bisa mengubah suasana jadi lebih baik.

Itulah sebabnya bau bayi menimbulkan perasaan menyenangkan dan disukai banyak orang. Ini dibuktikan dengan hasil pencitraan MRI yang menunjukkan bahwa adanya peningkatan skala kesenangan di otak.

Baca juga: Misteri Tubuh Manusia, Alasan Perempuan Berpayudara Besar Lebih Sering Sakit Punggung

Meskipun aroma tubuh bayi yang khas akan memudar. Keringat yang dihasilkan tubuh bayi masih tidak berbau. Ini terjadi karena bayi belum mengonsumsi makanan yang menyebabkan bau badan, seperti bawang-bawangan.

Selain itu, mereka juga belum aktif bergerak di alam bebas sehingga produksi keringat tidak banyak. Kotoran yang menempel di tubuh bayi pun tidak terlalu banyak jumlahnya sehingga kecil kemungkinan menimbulkan bau badan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau