Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

World's Turtle Day: Kisah Pilu Penderitaan Penyu Akibat Ulah Manusia

Kompas.com - 24/05/2019, 14:30 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Sejak tahun 2000 silam, 23 Mei selalu diperingati sebagai Hari Penyu Dunia. Peringatan ini dibuat untuk mendorong warga dunia menyelamatkan penyu dan kura-kura, yang populasinya kian menurun.

Ya, jumlah penyu dan kura-kura di dunia memang terus menurun. Senada dengan hal itu, banyak kisah sedih mengenai berbagai spesies penyu dan kura-kura di dunia akibat ulah manusia.

Kompas.com merangkum beberapa kasus penderitaan penyu dan kura-kura akibat ulah manusia.

1. Hewan Paling Terancam Punah

Sekelompok ilmuwan dari Universitas Georgia, Survei Geologi AS, Universitas California Davis, dan Institut Konservasi Akuarium Tennessee telah mempelajari populasi penyu yang terus berkurang dan dampaknya untuk lingkungan.

Menurut Whit Gibbons dan timnya, populasi spesies yang menjelajah bumi selama lebih dari 200 juta tahun itu berkurang karena berbagai macam hal. Mulai dari eksploitasi besar-besaran dengan menjadikan penyu sebagai hewan peliharaan atau makanan, rusaknya habitat, dan perubahan iklim.

Perlu diketahui, perubahan iklim merupakan salah satu faktor penyebab yang penting. Sebab, ada sekitar 365 spesies penyu yang mengandalkan suhu lingkungan untuk menentukan jenis kelamin mereka.

Gibbons dan timnya juga menegaskan bahwa penyu merupakan kelompok hewan yang paling terancam punah saat ini, lebih dari mamalia, burung, amfibi atau ikan. Ada sekitar 61 persen spesies yang punah atau terancam punah.

Baca selengkapnya: Lebih dari 60 Persen Spesies Penyu Punah atau Terancam Punah

2. Penyu Terlangka di Dunia Mati Terjerat Kursi

Bukan rahasia lagi bahwa laut sering kali menjadi muara bagi sampah yang dibuang manusia. Tak hanya plastik, bahkan berbagai perabotan yang digunakan oleh manusia sehari-hari.

Namun, kita perlu memikirkan ulang bagaimana cara kita membuang sampah. Sebuah kasus di Florida mengisahkan penyu yang terdampar di pantai dengan kondisi cukup tragis.

Kabar buruknya lagi, penyu itu adalah Kemp's Ridley (Lepidochelys kempii), spesies paling langka di dunia.

South Walton Turtle Beach, LSM di Florida, pun mengajak semua orang untuk berhenti membuang sampah di pantai. Mereka mengatakan, ini sangat, sangat menyedihkan, dan sangat mudah untuk dicegah.

Mereka menegaskan, tolong jangan meninggalkan barang-barang Anda, apa pun itu, di pantai. Kematian penyu ini sangat disayangkan oleh para pakar lingkungan.

Baca selengkapnya: Ini Ulah Manusia, Penyu Paling Langka di Dunia Mati Terjerat Kursi Bar

 

Pasalnya, beberapa bulan sebelumnya penyu Kemp’s Ridley lainnya ditemukan terperangkap di kursi pantai di Pulau Dauphin, Alabama. Penyu tersebut juga meninggal karena terjerat tali yang menempel pada kursi tersebut.

Sebenarnya, para ahli satwa liar telah lama memperingatkan tentang bahaya meninggalkan kursi pantai bagi penyu. Kursi-kursi itu bisa hanyut dan menenggelamkan para penyu.

Tak hanya itu, kursi-kursi yang tetap di pantai pun bisa menjadi hambatan bagi penyu untuk bersarang dan menetas.

Fenomena ini juga ditanggapi oleh Richard Brewer, relawan kelompok advokasi penyu. Brewer menyebut peristiwa memilukan ini sebenarnya bisa dicegah.

Baca selengkapnya: Penyu Langka Mati Terjerat Kursi Pantai, Apa Pelajaran untuk Kita?

3. Telan Plastik

Masalah sampah manusia dan penyu sepertinya berhubungan cukup erat. Pada 2018 lalu, seekor penyu hijau di Thailand mati akibat sejumlah sampah yang dihasilkan manusia.

Hasil nekropsi menunjukkan bahwa dalam perut penyu itu terdapat serpihan plastik, karet gelang, serpihan balon dan berbagai sampah lainnya.

Sampah-sampah itu menyumbat saluran usus hewan malang tersebut. Akibatnya, hewan itu tidak bisa makan. Ujungnya, hewan ini mati lemas.

Dokter hewan yang menangani penyi tersebut menegaskan bahwa penyebab utama kematian penyu itu adalah sampah di laut.

Baca selengkapnya: Lagi, Penyu Hijau di Thailand Tewas Akibat Telan Plastik

Kisah penyu hijau itu merupakan satu di antara ribuan kisah penyu lain yang mati akibat sampah manusia.

Sebuah penelitian dari University of Exeter, Inggris menemukan bahwa sampah plastik yang dihasilkan manusia telah membunuh 1.000 penyu laut setiap tahunnya.

Bagi penyu, kantong plastik terlihat seperti ubur-ubur yang lezat. Jaring ikan yang hanyut juga terlihat seperti rumput laut tak berbahaya.

Tapi jika penyu menelan sampah plastik atau terjerat jaring ikan, bisa sangat mematikan.

Para peneliti juga menyebut berbagai macam sampah plastik yang berakhir di samudera dapat membunuh kura-kura. Hewan tersebut terjerat plastik dan bisa tersedak hingga mati.

Tak hanya itu, penyu juga bisa kehilangan tungkai, melukai diri sendiri, atau memakan sampah sebagai makanan biasa karena pencemaran plastik. Saat ditemukan pun, hewan laut ini mati dengan perut penuh dengan sampah.

Sampah-sampah itu menyumbat perut penyu sehingga ia mati kelaparan. Bahkan mungkin polusi plastik akan membuat tingkat kematian penyu lebih besar lagi.

Baca selengkapnya: Makin Mengerikan, Tiap Tahun 1.000 Penyu Mati akibat Sampah Plastik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau