Ketika kami telusuri, kami menemukan bahwa beberap VPN yang mengklaim memiliki koneksi luas dan banyak sebenarnya hanya memiliki beberapa gabungan server di beberapa negara.
Studi kami menemukan, mereka memanipulasi rekaman jalur internet sehingga seolah-olah mereka menyediakan layanan di lokasi lain. Kami menemukan setidak-tidaknya enam layanan VPN yang mengklaim melewatkan lalu-lintas melalui satu negara tetapi sesungguhnya malah melalui negara lain.
Tergantung pada aktivitas pengguna dan hukum di negara itu, hal seperti ini bisa jadi ilegal atau bahkan mengancam nyawa—tapi yang jelas ini sudah mengecoh atau mengelabui pengguna.
Panduan bagi pengguna VPN
Pelanggan yang mengerti teknologi dan berminat menggunakan VPN mungkin sebaiknya menyusun server sendiri, entah dengan layanan “cloud computing” atau koneksi internet di rumah.
Mereka yang tidak terlalu mengerti teknologi mungkin sebaiknya menggunakan browser Tor, sebuah jaringan komputer yang tersambung ke internet yang membantu mengawal privasi pengguna.
Metode-metode di atas tergolong sulit dan mungkin saja lambat. Ketika memilih layanan VPN komersial, ini saran kami yang didasarkan oleh riset: bacalah kebijakan privasi di website secara saksama, dan cobalah berlangganan dalam periode singkat terlebih dahulu, mungkin bulanan, ketimbang tahunan. Jadi Anda mudah berpindah ketika menemukan layanan yang lebih baik lagi.
Baca juga: Wiranto Benar, Media Sosial Memang Bisa Mengeskalasi Kerusuhan 22 Mei
*Ph.D. Candidate dalam Ilmu Komputer, University of Illinois at Chicago
**Research Assistant Professor, IMDEA Networks Institute, Madrid, Spain; Research Scientist, Networking and Security, International Computer Science Institute, University of California, Berkeley
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.