Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Definisi Kilogram Berubah, BSN Ungkap Dampaknya bagi Kita

Kompas.com - 21/05/2019, 15:19 WIB
Julio Subagio,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Seperti diberitakan oleh Kompas.com, Senin (20/5/2019), standar ukuran kilogram yang telah digunakan selama 130 tahun berubah mulai hari ini.

Perubahan tersebut dilatarbelakangi oleh perubahan fisik logam yang menjadi standar kilogram, yang tersimpan di sebuah brankas di Paris, Prancis, akibat kehilangan atom dan penyerapan molekul udara sehingga bobotnya bergeser sekitar 10 mikrogram.

Lantas, bagaimana perubahan tersebut berdampak pada kehidupan harian masyarakat?

Drs. Kukuh S. Achmad, M.Sc, Deputi Bidang Penerapan Standar dan Akreditasi Badan Standarisasi Nasional (BSN) mengungkapkan, dalam kehidupan keseharian, dampak redefinisi kologram ini nyaris tak ada.

Sebabnya, perbedaan definisi satu kilogram yang lama dan yang baru hanya 1 per 1 miliar saja.

Kukuh mengungkapkan, "Redefinisi hanya berpengaruh pada industri yang membutuhkan presisi tingkat tinggi, seperti optik, bidang kesehatan, nanoteknologi, atau pesawat luar angkasa."

Dalam bidang ekonomi, redefinisi kilogram ini bisa berdampak besar. "Khususnya berkaitan dengan transaksi komoditas ekspor-impor antar negara,” tambahnya dalam konferensi pers peringatan World Metrology Day di Jakarta, Selasa (21/5/2019),

Dampak akan terasa jika ekspor impor berjumlah sangat besar.

Misalnya, jika Indonesia mengimpor gula atau beras sebesar 1 miliar kilogram, dalam definisi sebelumnya jumlah yang diimpor sebenarnya kureang 1 kilogram. Jadi, Indonesia merugi.

Baca juga: Mulai Besok Definisi Kilogram Resmi Berubah, Begini Efeknya

Menteri Riset dan Teknologi, Prof. H. Mohamad Nasir, Ak, Ph.D. Menristek mengungkapkan, perubahan definisi kilogram ini harus diadopsi oleh dunia pendidikan.

Menristek juga mempertimbangkan agar konversi satuan yang berbeda selain sistem metrik yang digunakan dalam standar internasional, seperti sistem imperial, untuk diajarkan dalam kurikulum. Begitu pula ukuran yang digunakan masyarakat lokal, seperti batok, tumbak, dan lain-lain agar dibuatkan konversi bakunya.

“Tugas BSN ke depan adalah mengajukan standar yang dapat diterima dunia, dan juga mengadakan edukasi pada masyarakat agar dapat menerima dan memahami standar tersebut,” tutupnya.

Saat ini, BSN akan mengupakayan sosialisasi mengenai redefinisi ini ke 278 laboratorium kalibrasi yang telah terakreditasi, serta mengadakan roadshow ke beberapa universitas di seluruh Indonesia.

Selain kilogram, terdapat tiga satuan internasional lain yang dipertimbangkan untuk diredefinisikan. Satuan tersebut adalah kelvin (suhu), ampere (arus listrik), dan mole (jumlah partikel).

Ketiganya diajukan untuk diredefinisikan karena tidak didasarkan pada konstanta fisika, sehingga dapat berubah seiring berjalannya waktu, sama seperti yang terjadi pada prototipe kilogram di Paris.

Baca juga: Kisah Naufal Turun 36 Kilogram dalam 3 Bulan dengan Bedah Bariatrik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau