Begitu kadar oksigen menurun seperti yang biasanya terjadi di bawah permukaan laut, penglihatan mereka turut menurun. Keempat spesies itu mengalami penurunan penglihatan antara 60 hingga 100 persen.
Namun ini bukan sepenuhnya berita buruk. Ketika kadar oksigen menjadi normal kembali, penglihatan hewan-hewan itu juga membaik.
Dengan kata lain, "kebutaan" hewan-hewan itu bersifat sementara.
Meski demikian, McCormick khawatir dengan tingkat oksigen yang tiap hari selalu menurun.
"Saya khawatir perubahan iklim akan memperburuk masalah ini," ujar McCormick dikutip dari Live Science, Kamis (16/05/2019).
"Ada kemungkinan bahwa gangguan penglihatan ini akan lebih sering terjadi pada makhluk laut," tegasnya.
McCormick berharap bahwa hewan-hewan ini secara alami melakukan penghindaran dengan berenang ke bagian lautan yang lebih beroksigen ketika gangguan penglihatannya menjadi lebih parah.
Di lain sisi, dia juga tidak memungkiri bahwa deoksigenasi yang cepat karena perubahan iklim bisa mempersulit spesies ini untuk beradaptasi.
"Penelitian ini menawarkan pemahaman baru yang akan mengubah cara kita menafsirkan respons hewan terhadap hilangnya oksigen laut, dan jenis studi lapangan yang kita lakukan," kata Levin.
Penelitian ini menyoroti urgensi untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Menurut sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature 2017, kadar oksigen lautan telah menurun 2 persen secara global dalam 50 tahun terakhir.
Tahun 2100 mendatang, diperkirakan kadar oksigen menurunu hingga 7 persen.
Baca juga: Studi: Kasus Keracunan Makanan akan Meningkat Akibat Perubahan Iklim
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.