Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Disembunyikan, Herpes Kelamin Genital bak Fenomena Gunung Es

Kompas.com - 17/05/2019, 12:36 WIB
Julio Subagio,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Herpes genital atau disebut juga herpes kelamin, adalah penyakit yang disebabkan oleh virus herpes simpleks. Seperti namanya, penyakit ini menyerang area kelamin pria maupun wanita.

Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO), pada 2012 terdapat sekitar 417 juta orang mengidap herpes genital, di mana sekitar 267,3 juta di antaranya adalah wanita, sedangkan 150,1 juta lainnya adalah pria.

Namun, estimasi ini bisa jadi tidak mengungkap angka sebenarnya. Apalagi jika mengingat, pembahasan penyakit menular seksual adalah sesuatu yang dianggap tabu.

"Tidak banyak yang mau membahas penyakit menular seksual karena masih dianggap tabu. Jadi pada kasus penyakit menular seksual seperti herpes genital, ini merupakan fenomena gunung es, terutama karena dampak sosialnya besar," papar dr. Anthony Handoko, SpKK(K), FINDV pada seminar media bertajuk Tanggap herpes genital: kenali penyakitnya, waspadai penularannya! di Klinik Pramudia, Jakarta, Kamis (16/5/2019).

Lantas, apa itu herpes genital dan bagaimana penularannya?

Baca juga: Peneliti Temukan Pelaku Utama Penyebar Virus Herpes Kelamin

Penyebab dan gejala

Herpes genital dipicu oleh infeksi virus herpes simpleks (HSV).

HSV-1 umumnya menyebabkan herpes labialis, yang ditandai dengan pembentukan lesi di sekitar bibir, sedangkan HSV-2 mengakibatkan herpes genitalia, yang menyerang area kelamin.

Herpes labialis umumnya ditularkan melalui kontak bibir, sedangkan herpes genital ditularkan melalui hubungan seks. Meski demikian, generalisasi ini tidak lagi berlaku, seiring dengan maraknya kontak oral-genital.

"Dengan semakin berkembangnya bentuk aktivitas seksual maka terkadang ditemukan HSV-1 di area genital," ungkap Dr. dr. Wresti Indriatmi, SpKK(K), M.Epid, yang juga menjadi pembicara dalam seminar.

Gejala umum herpes genital maupun labial adalah terbentuknya lesi pada sekitar mulut dan kelamin. Lesi yang timbul dapat berupa luka, tonjolan kecil, maupun bercak menyerupai cacar.

Saat individu tertular pertama kali, gejalanya seringkali tidak disadari. Namun selang beberapa waktu, akan mulai muncul gejala mirip flu disertai lepuhan-lepuhan berair kecil yang dapat pecah. Kemudian, mulai bermunculan keropeng atau kerak yang mengering pada luka dan baru bisa hilang setelah satu sampai dua minggu.

Lantas di area mana herpes genital muncul pada alat kelamin?

Untuk perempuan, herpes genital berupa lepuhan dapat muncul di sekitar vagina, uretra, serviks, dan sekitar anus. Sedangkan pada pria, lepuhan menyerang area penis, skrotum, dan uretra.

Baik pada perempuan maupun pria, herpes genital di area kelamin menimbulkan rasa nyeri saat berjalan dan buang air kecil.

Kulit yang terserang lesi dapat menjadi lebih sensitif dan merasakan sensasi terbakar.

Ruam kecil kemerahan beserta lesi kecil juga terkadang dapat muncul di bagian tubuh lain, seperti pinggang bawah, tangan, jari, dan payudara.

Baca juga: Telah Ditemukan Vaksin Herpes Genital

Jenis herpes genital

Berdasarkan kemunculan gejala, herpes genital dapat dibagi menjadi empat jenis.

1. Herpes genital primer, merupakan kondisi yang terjadi pasca kontak pertama kali dengan virus HSV. Kondisi ini ditandai dengan kemunculan berbagai gejala dan nyeri pada kulit.

2. Herpes genital rekurens (kambuhan), merupakan kondisi setelah gejala primer hilang. Kondisi ini ditandai gejala ringan, namun dapat kembali muncul. Kekambuhan ini dipicu oleh menurunnya daya tahan tubuh, stress, atau trauma.

3. Herpes genital asimtomatik, merupakan kondisi dimana seseorang telah terjangkiti virus HSV, namun belum menunjukkan gejala primer. Infeksi dapat dikenali melalui pemeriksaan darah.

4. Herpes genital atipik (tidak khas), merupakan kondisi yang tidak menunjukkan gejala dapat dikenali. Jenis ini terjadi pada 60 persen kasus herpes genital, sehingga menjadikannya sulit diidentifikasi. Kondisi ini hanya bisa dikenali dengan uji laboratorium, seperti pemeriksaan antibodi IgM dan IgG.

Herpes genital tidak dapat menimbulkan kematian. Namun, penyakit ini merupakan penyakit kronis yang dapat kambuh secara periodis dan tidak dapat disembuhkan.

"Sekali kena dengan virus HSV, maka akan kontrak seumur hidup. Sampai sekarang, belum ada obat yang dapat memusnahkan virus yang bersembunyi," ujar Wresti.

Virus HSV dapat memasuki kondisi dorman (tidak aktif) dan berdiam diri di sistem saraf, tepatnya ganglia dorsalis, dalam jangka waktu lama. Saat sistem imun menurun, virus akan kembali aktif dan memicu gejala kambuhan.

Baca juga: Mengapa Wanita Lebih Rentan Terinfeksi Virus Herpes?

Penularan

Herpes genital sebagian besar ditularkan melalui kontak dengan lesi, baik itu melalui ciuman (oral-oral), hubungan seks oral-genital, oral-anal, genital-genital, maupun genital-anal.

Pasca kontak, masa inkubasi virus berkisaar antara 2-7 hari, namun gejala baru akan timbul seiring penurunan daya tahan tubuh. Herpes genital juga dapat ditularkan melalui kontak antar kulit dengan daerah yang terinfeksi, sekalipun tidak ada lesi yang dapat diamati secara langsung.

Herpes genital primer dapat ditularkan pada ibu hamil terhadap anak yang dikandungnya, karena virus dapat mengalir melalui pembuluh darah hingga ke plasenta dan janin. Untuk kasus herpes genitalia kambuhan, risiko penularan ke anak masih dapat terjadi, terutama jika bayi mengalami kontak dengan lesi saat baru dilahirkan.

Penanganan

Hingga saat ini, belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan herpes genital secara tuntas. Obat-obatan yang umum digunakan seperti Acyclovir, Valcyclovir, dan Famcyclovir hanya dapat menurunkan tingkat kekambuhan dan kemunculan gejala.

"Pengobatan episodik dilakukan setiap kali gejala keluar. Jika berkali kali, diberikan obat supresi yang diminum setiap hari dalam waktu satu tahun," tutupnya.

Saat ini, tengah dikembangkan vaksin untuk mengatasi infeksi HSV. Meski demikian, vaksin tersebut hanya dapat melindungi individu yang sama sekali belum pernah kontak dengan virus HSV.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com