Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Temukan Pelaku Utama Penyebar Virus Herpes Kelamin

Kompas.com - 03/10/2017, 08:10 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

Sumber Newsweek

KOMPAS.com -– Herpes adalah salah satu penyakit kelamin yang paling umum di dunia. Pada 2015 saja, Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sekitar 417 miliar orang di dunia antara usia 15-49 tahun telah terinfeksi herpes simplex virus tipe 2 (HSV-2) yang menyebabkan herpes kelamin.

Untuk bisa menginfeksi manusia sebanyak itu, penyakit ini jelas memiliki sejarah yang panjang juga. Kini, para peneliti di Inggris mulai mengungkap awal mula sejarah herpes kelamin pada manusia.

Para peneliti yang menganalisis data fosil dan genetika virus telah menemukan spesies manusia purba pertama yang menyebarkan virus herpes kelamin ke seluruh populasi manusia, yakni Paranthropus boisei. Infeksi awal terjadi antara 3-1,4 juta tahun yang lalu.

"Paranthropus boisei adalah wadah perantara yang paling penting untuk mentransmisikan HSV-2 antara simpanse dan nenek moyang Homo sapiens," tulis Simon Underdown, antropolog dari Oxford University dan koleganya dalam publikasi di Virus Evolution seperti dikutip dari Newsweek pada Minggu (1/10/2017).

Underdown mengatakan, meski populasi P boisei sedikit, tidak menutup kemungkinan bila spesies ini mampu menyebarkan herpes ke seluruh spesies manusia.

Virus herpes tersebut diperkirakan masuk ke dalam tubuh P boisei melalui daging simpanse yang terinfeksi saat perburuan atau pemulungan bangkai simpanse.

Sialnya, Homo erectus yang menjadi nenek moyang manusia modern (homo sapiens) hidup berdampingan dengan P boisei di sekitar Danau Turkana, Kenya. Homo erectus kemungkinan memburu dan mengunyah daging P boisei yang telah terinfeksi.

Menurut Underdown, penularan HSV-2 tidak terjadi secara seksual seperti yang berlaku di zaman modern. Dia mengatakan, sangat tidak mungkin bila Homo erectus tertarik secara seksual kepada P boisei.

Dari infeksi awal ini, virus HSV2 kemudian berpindah dari mulut ke alat kelamin melalui sentuhan, entah dari cairan urin atau goresan, hingga virus tersebut menemukan rumah baru di tubuh manusia.

"Apa yang bisa kami lakukan, pada dasarnya adalah merekonstruksi sebuah peristiwa yang terjadi di hari kehidupan salah satu nenek moyang kita. Ini semakin menggambarkan seperti apakah nenek moyang kita," ujar Underdown.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau