Pada saat itu, Yan mulai berkeringat dan dr Li membuat beberapa modifikasi lagi. Setelah beberapa saat, dr Li menanyakan perasaan Yan yang dijawab “Cukup senang” oleh pasiennya itu.
Sehari sebelum pulang dari rumah sakit, Yan mengatakan kepada Associated Press bahwa alat di kepalanya lumayan ajaib. “Ia bisa membuatmu bahagia dan kamu akan merasa bahagia, membuatmu nervous dan kamu jadi nervous. Alat ini mengontrol kebahagiaanmu, kemarahanmu, kesedihannya, dan kegembiraanmu,” ujarnya.
Enam bulan setelahnya, Associated Press kembali menghubungi Yan. Pasien pertama dalam eksperimen di rumah sakit Ruijin itu berkata bahwa ia masih bersih dari narkoba. Kulitnya membaik dan berat badannya naik.
Mengenai mantan istrinya, Yan berkata bahwa dia telah berhasil menghubunginya kembali. Namun, sang istri bilang bahwa Yan sudah terlambat, dan istrinya sedang mengandung anak dari suami barunya.
Kini, Yan sedang menjalani kehidupan yang baru. Terkadang, dia menyentuh bagian belakang lehernya untuk merasakan kabel yang menghubungkan baterai di dadanya dengan elektroda di kepalanya, sambil bertanya-tanya: Apa yang dilakukan alat itu di dalam kepalanya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.