Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serba Serbi Hewan, Bunglon Mengubah Warna untuk Kamuflase Hanya Mitos

Kompas.com - 09/05/2019, 19:05 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Wired

KOMPAS.com - Saat mendengar atau mengingat bunglon, pikiran kita pasti akan tertuju ke sosok reptil dengan kemampuan mengubah warna.

Di bangku sekolah kita tahu bahwa bunglon mengubah warna kulit untuk mengelabuhi musuh atau berkamuflase. Pemahaman bunglon dapat mengubah warna kulit sesuai latar belakang tempatnya berpijak ternyata hanya mitos.

Merujuk artikel sains yang dimuat Wired (4/11/2014), bunglon mengubah warna kulit sebenarnya untuk mengatur suhu tubuh dan menunjukkan "emosi" ke bunglon lain.

Karena bunglon tidak menghasilkan panas tubuh sendiri, mereka mengubah warna kulit untuk mempertahan suhu tubuh yang sesuai dengan kondisi.

Baca juga: Serba Serbi Hewan: Air Mata Buaya Bukan Sekadar Kiasan, Ini Nyata

Ketika bunglon suhunya dingin, mereka akan mengubah warna kulit menjadi gelap untuk menyerap lebih banyak panas, sedangkan saat suhu bunglon lebih panas, mereka akan berubah menjadi agak coklat untuk memantulkan panas matahari.

Selain itu, bunglon juga menggunakan perubahan warna tegas untuk berkomunikasi dengan bunglon lain. Ketika bunglon jantan berwarna lebih terang, mereka ingin menunjukkan dominasi dan warna lebih gelap ketika sedang agresif.

Bunglon betina juga akan mengubah warna kulit untuk memberitahu bunglon jantan bahwa mereka siap kawin.

Lalu bagaimana bunglon melakukan perubahan warna?

Lapisan terluar kulit bunglon transparan. Di bawahnya ada beberapa lapisan kulit bernama kromatofora yang mengandung sel khusus.

Kromatofora di setiap lapisan memiliki kantung dengan berbagai jenis pigmen warna. Lapisan terdalam mengandung melanofor dengan pigmen melanin seperti yang bertugas memberi warna pada kulit manusia.

Di atas lapisan mengandung melanofor ada sel yang disebut iridofor berisi pigmen warna biru yang memantulkan cahaya biru dan putih. Lapisan di atasnya lagi adalah xanthopores dan erythopores, yang masing-masing mengandung pigmen kuning dan merah.

Umumnya semua pigmen tersimpan di dalam kantung kecil di dalam setiap sel. Hanya ketika bunglon mengalami perubahan suhu atau suasana hati, sistem sarafnya akan memberi tahu kromotofor tertentu untuk mengembang atau menyusut dan akhirnya mengubah warna sel.

Dengan melakukan variasi pada akt aktivitas kromatofora yang berbeda di semua lapisan kulit, bunglon dapat menghasilkan berbagai macam warna dan pola.

Misalnya, bunglon yang bersemangat dan agresif akan mengubah warna kulit jadi merah dan melebarkan seluruh sel erythopore untuk menghalangi warna lain keluar.

Sebaliknya, saat bunglon tenang warna kulitnya akan berubah jadi hijau dengan menutup sel erythopore dan membiarkan sebagian cahaya yang dipantulkan warna biru dari iridofor bercampur dengan lapisan dari xanthopores yang berwarna kuning.

Baca juga: Serba Serbi Hewan: Kenapa Kepiting Berjalan Menyamping?

Dengan aneka pigmen warna yang dimiliki bunglon, mereka dapat menghasilkan warna merah, merah muda, kuning, biru, hijau, dan coklat mempesona.

Hal ini bukan karena bunglon berbaur dengan warna kawasan yang dipijaknya, tetapi untuk menyampaikan pesan ke bunglon lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Wired
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com