Setelah menggunakan balok kayu, orang China juga mencoba menggunakan cetakan tanah liat. Tapi, cetakan ini bisa saja pecah.
Untuk menghindari itu, orang Korea mulai mengembangkan cetakan dari perunggu. Walaupun cara Korea ini dianggap yang terbaik, tapi penyebaran percetakan buku ke dunia dimulai oleh Johannes Gutenberg.
Tahun 1450, Gutenberg menggunakan keterampilan pengerjaan logamnya untuk mendesain mesin cetak yang lebih metodis. Gutenberg Bible adalah buku pertama yang diproduksi massal olehnya tanpa di salin dengan tangan.
Dengan ditemukannya mesin cetak, tingkat melek huruf mulai berkembang. Berbagai buku mulai menjadi referensi pembelajaran lebih lanjut yang populer.
Selanjutnya, buku dicetak sesuai permintaan pasar.
Kini, buku cetak mulai beralih pada format lain yaitu digital. Penggunaan mode digital ini memudahkan akses serta mengurangi penggunaan kertas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.