KOMPAS.com - Kotoran hewan yang mencemari sayur dan buah segar adalah salah satu penyebab utama penyakit yang ditularkan lewat makanan.
Oleh sebab itu, petani atau masyarakat yang memiliki kebun sayuran atau buah sebaiknya menjauhkan hewan peliharaan dari sekitar tanaman buah atau sayur.
"Banyak bibit penyakit yang mempengaruhi kebersihan makanan disebabkan oleh sistem pencernaan hewan," ujar Diane Wright Hirsch, seorang tenaga Penyuluh senior di the University of Connecticut.
"Penyakit karena makanan tercemar yang disebabkan oleh bakteri Salmonella, E. coli, parasit, dan mikroba berasal dari kotoran manusia, anjing, kucing, sapi, atau rusa," ujar Hirsch.
Baca juga: Bukti Indonesia Kaya, Kebun Raya Bogor Pamerkan 43 Jenis Tumbuhan Baru
Menurut fakta yang dipublikasikan University of Connecticut, wabah bakteri E. coli ditemukan pada daging, daging unggas, dan sayur maupun buah segar, khususnya selada.
Bakteri Salmonella ditemukan pada telur, daging unggas, daging babi, tauge, mentimun, dan blewah, sementara bakteri Listeria monocytogenes dapat dijumpai hampir di semua makanan, termasuk daging yang diproses, keju, apel, dan sayur-sayuran beku.
Semua bakteri itu dapat menjadi pemicu penyakit serius, khususnya bagi anak-anak dan lansia.
Kontaminasi dapat tersebar melalui air irigasi, hewan, pekerja yang kurang menjaga kebersihan, wadah panen, dan perlengkapan yang kotor.
Penting untuk melindungi hasil panen buah dan sayur dari kotoran hewan dan unggas. Sebisa mungkin sampai pasar serta penjual sayur dan buah-buahan di pinggir jalan.
"Saya sudah pernah menyaksikan seekor anjing yang membuang air seni di sudut lapak pasar penjual sayur dan buah-buahan, dan anjing lainnya menyorongkan kepalanya pada sayur dan buah-buahan (kita tidak tau apa yang telah dimakan atau dijilat sebelumnya)," ujar Hirsch.
"Para petani bekerja keras untuk menghasilkan buah dan sayur yang aman, jadi mengapa membiarkan anjing peliharaan seseorang menjilatinya, atau mencemarinya?" ujarnya.
Banyak pasar sayur dan buah-buahan segar yang telah melarang anjing lalu-lalang di sekitar pasar, makanan, atau sayur dan buah-buahan yang dipanjang, dengan mengemukakan kekhawatiran bahwa hewan itu dapat merusak barang dagangan, atau khawatir akan keamanan dan kebersihan bahan pangan akan tercemar.
Olney Farmers and Artist Market di Maryland berupaya keras untuk mengatasi isu ini selama bertahun-tahun sebelum akhirnya melarang keberadaan anjing yang berlalu-lalang di lokasi mereka, ujar Jannet Terry, direktur utama Olney.
"Tidak terbayangkan apa yang akan terjadi apabila seekor anjing buang air besar di pasar kami. Sama juga tidak terbayangkannya apabila seekor anjing terlepas dari tali kekangnya dan menyerang seorang anak," ujar Terry.
"Insiden seperti ini pernah terjadi di salah satu pasar besar di Baltimore beberapa tahun lalu. Kami hanya tidak ingin mengambil risiko."
Beberapa pemilik anjing peliharaan marah tentang larangan untuk membawa anjing, ujar Terry. "Kabar baiknya, setelah 11 musim, sebagian besar keberatan tidak terdengar lagi. Kami percaya kami telah melakukan hal yang benar."
Baca juga: Anti-Obesitas Hingga Anti-Kanker, Ini Segudang Manfaat Makanan Pedas
Beberapa saran dari Pusat Penyuluhan Pertanian University of Connecticut untuk meminimalisir ancaman pencemaran keamanan pangan:
Tidak banyak yang dapat anda perbuat saat hewan membuang kotorannya pada sayur dan buah-buahan atau di dekatnya.
“Untuk sayur dan buah-buahan yang siap dipanen atau mendekati masa panen tercemar, jangan dipanen, jangan dimakan. Risikonya terlalu besar," kata Hirsch memperingatkan.
menurut lembar fakta yang dipublikasikan oleh University of Connecticut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.