Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah 2,5 Abad, Gambar Lubang Hitam Pertama Terungkap. Ini Fotonya...

Kompas.com - 11/04/2019, 12:16 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com — Foto lubang hitam atau black hole baru-baru ini menjadi pembicaraan dan di Google menjadi trending. Temuan foto lubang hitam kali ini memang bukan main-main bagi dunia astronomi karena terkait misteri terbentuknya alam semesta. 

Tahun 1784, filsuf dan pionir astronomi John Michell menggagas adanya sebuah benda yang begitu besar di alam semesta.

Sekitar 200 tahun kemudian lewat teori relativitas yang digagas Einstein, sejumlah ilmuwan menekuni gagasan itu dan mengatakan bahwa obyek itu memang ada dan begitu misterius sehingga apa pun bisa terisap olehnya.

Selama ini, rupa obyek yang kemudian dikenal dengan nama lubang hitam (black hole) itu selalu dicari.

Jika ada foto lubang hitam yang beredar, itu hanya ilustrasi berdasarkan gagasan yang ada. Kini 2,5 abad setelah gagasannya muncul, manusia untuk pertama kali berhasil menyaksikan lubang hitam dan memotretnya.

Dan ternyata, wujud lubang hitam (black hole) ini persis seperti imajinasi ilmuwan dan film fiksi ilmiah Hollywood yang pernah beredar.

"Yang kita lihat adalah obyek yang jauh lebih besar dari ukuran keseluruhan tata surya kita. Massanya 6,5 miliar kali lebih besar dari Matahari. Ini juga merupakan salah satu lubang hitam terbesar di alam semesta yang kita pikirkan. Ini betul-betul monster, raja dari segala lubang hitam di alam semesta," kata Heino Falcke dari Radboud University di Belanda yang merupakan salah satu pengusul proyek riset.

Gambar lubang hitam (black hole) yang dapat dipotret berada di galaksi M87, berjarak 500 triliun kilometer dari Bumi.

Benda monster itu dapat dipotret berkat usaha bersama mengamati menggunakan 8 teleskop di sejumlah wilayah dunia yang keseluruhan perangatnya dinamai Event Horizon Telescope (EHT). Usaha bersama perlu karena satu teleskop saja terlalu lemah untuk menangkap gambar lubang hitam.

Baca juga: Ilmuwan Temukan 83 Lubang Hitam Supermasif di Pinggiran Tata Surya

Sheperd S Doeleman dari Center for Astrophysics, Harvard Smithsonian, menjadi direktur proyek penelitian. Usaha memotret lubang hitam itu melibatkan 200 ilmuwan dari sejumlah negara, etnis, dan ras.

Dia menyebut, keberhasilan memotret lubang hitam ini adalah pencapaian yang luar biasa. Pencapaian diumumkan lewat konferensi pers yang digelar serentak di enam wilayah, dari Brussels hingga Tokyo dan Shanghai.

Bagaimana caranya memotret lubang hitam (black hole) itu? Pastinya, tidak seperti kita memotret benda jauh dengan kamera DSLR.

Jadi, dengan EHT, ilmuwan memindai panas galaksi M87. Data yang didapat tidak ditransfer lewat internet, tetapi di hard drive yang jumlahnya ratusan. Dari hard drive itu, data dialirkan ke pusat data di Boston, Amerika Serikat, dan Bonn, Jerman.  

Dari data, ilmuwan mendapatkan gambar. Kalibrasi berulang kali dengan berbagai metode pencitraan akhirnya mengungkap struktur serupa cincin dengan bagian pusat berwarna gelap, memiliki bayangan, serta bagian kuning terang di pinggirnya.

Bayangan gelap di lubang hitam (black hole) sesuai dengan gagasan Einstein bahwa gravitasi membiaskan cahaya di event horizon alias gerbang lubang hitam.

Ziri Younsi dari University College London seperti dikutip BBC, Rabu (10/4/2019), mengungkapkan, "Walau benda yang relatif sederhana, lubang hitam membuat kita bertanya soal yang paling kompleks tentang alam semesta."

Foto atau gambar lubang hitam (black hole) yang ditangkap tidak menyelesaikan seluruh pertanyaan. Contohnya, ilmuwan masih belum tahu mengapa pinggiran lubang hitam bersinar terang.

Baca juga: Bukti Baru, Lubang Hitam Isap Materi Secepat Kecepatan Cahaya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com