Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terlalu Banyak Konsumsi Vitamin D, Pria Kanada Berujung Gagal Ginjal

Kompas.com - 10/04/2019, 20:50 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Terlalu banyak hal baik ternyata bisa berubah menjadi sebuah malapetaka besar. Seperti halnya harapan lebih sehat karena minum vitamin justru berubah menjadi malapetaka bagi seorang Pria di Kanada.

Pasalnya, pria 54 tahun tersebut minum vitamin dengan dosis berlebihan. Dia mengonsumsi 8 hingga 12 tetes vitamin D pekat setiap hari selama 2 setengah tahun.

Sebagai akibat tindakannya itu, pria itu merusak ginjalnya secara permanen. Dokter bahkan memvonis dia dengan penyakit ginjal kronis stadium 3B.

Berkaca dari kasus ini, para dokter menerbitkan laporan perawatannya pada jurnal medis Canadian Medical Association Journal.

Baca juga: Benarkah Vitamin Berbentuk Permen Jeli Bermanfaat Bagi Tubuh?

Para dokter khawatir jika ada orang lain yang akan jatuh pada perangkap yang sama.

"Pengalaman kami memberitahu bahwa pasien dan dokter harus mendapat informasi yang lebih baik tentang risiko terkait penggunaan vitamin D yang tidak dibatasi," ungkap para penulis dikutip dari Science Alert, Rabu (10/04/2019).

"Mengingat temuan baru dari Satuan Tugas Layanan Pencegahan AS, pedoman di Kanada saat ini mengenai penggunaan vitamin D oleh individu berisiko rendah harus ditinjau kembali," tegas mereka.

Pria tersebut mengalami kondisi langka yang disebut dengan toksisitas vitamin D. KOndisi ini berpotensi serius akibat dosis berlebih suplemen, bukan karena makanan atau paparan sinar matahari berlebihan.

Kasus ini sendiri diketahui ketika pria itu pulang dari liburan dua minggu di Asia Tenggara. Selama masa liburan, pria itu terpapar sinar matahari selama 8 jam setiap hari dalam waktu 2 minggu.

Dokter keluarga melihat tanda-tanda mengkhawatirkan, yaitu kreatin pasien tiba-tiba meroket. Padahal, ginjal biasanya menyaring kreatin berlebih.

Dokter melihat hal ini sebagai petunjuk kerusakan. Meski begitu, dokter mulanya mengira pria itu hanya menderita stroke panas dan dehidrasi.

Namun, bahkan setelah menghentikan penggunaan obat anti-hipertensi dan diuretiknya, tingkat kreatin pasien terus naik. Pria itu kemudian dirujuk ke spesialis ginjal.

Saat itulah para dokter baru mengetahui bahwa pria tersebut mengonsumsi vitamin D dalam dosis sangat besar yang direkomendasikan oleh naturopath atau ahli pengobatan dengan bahan alami.

"Merek yang direkomendasikan mengandung 500 IU per tetes. Tanpa sadar, pasien mendapatkan persiapan vitamin D lain yang mengandung 1.000 IU per tetes," para penulis menjelaskan.

Baca juga: Studi Baru, Suplemen Vitamin Lebih Banyak Mudarat ketimbang Manfaatnya

"Pasien tidak diberitahu tentang risiko toksisitas dan, selama 2,5 tahun, dia mengonsumsi 8-12 tetes vitamin D setiap hari, dengan total dosis harian 8000-12.000 IU," sambung mereka.

Meski tubuh setiap orang berbeda-beda, tetapi literatur umumnya menunjukkan bahwa dosis lebih dari 1.000 IU per hari selama beberapa bulan tidak dianjurkan untuk siapa pun.

Pasien dalam kasus ini secara tidak sadar mengambil 8 hingga 12 kali jumlah itu. Sayangnya, dengan sedikit gejala sebagai peringatan, dia terus melakukannya selama beberapa tahun.

Hasilnya adalah penumpukan vitamin D dan kalsium yang berbahaya dalam darahnya yang akhirnya membuat ginjalnya berfungsi pada tingkat penyaringan yang sangat buruk. Di masa depan, ini membuatnya berisiko lebih tinggi untuk membutuhkan dialisis.

"Dia berpikir bahwa vitamin tidak berbahaya," kata penulis bersama Bourne Auguste, ahli ginjal di Toronto General Hospital.

"Dan logika yang sering dipahami orang adalah semakin banyak vitamin D yang dikonsumsi, semakin kuat tulangnya," tambah mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com