KOMPAS.com - Vitamin berbentuk permen jeli beberapa tahun terakhir semakin populer, terutama untuk anak-anak. Tak hanya anak-anak, beberapa orang dewasa juga lebih suka mengonsumsi vitamin berbentuk permen.
Namun, apakah vitamin berbentuk permen bekerja sama efektifnya dengan suplemen lainnya?
"Jauh lebih sulit untuk membuat vitamin berbentuk permen jeli dibanding membuat bentuk tablet atau kapsul," ungkap Dr Tod Cooperman, presiden ConsumerLab.com, sebuah perusahaan swasta yang melakukan pengujian keamanan dan kualitas produk-produk konsumen.
Pada analisis 2017, perusahaan itu menemukan bahwa beberapa vitamin permen jeli mengandung lebih atau kurang dari bahan vitamin lainnya.
Baca juga: Studi Baru, Suplemen Vitamin Tak Ada Gunanya Bagi Kesehatan
"Banyak perusahaan tampaknya mengalami kesulitan mengontrol jumlah bahan dalam setiap vitamin berbentuk permen jeli," imbuhnya dikutip dari Time, Rabu (13/03/2019).
Untuk mengatasi masalah kandungan ini, beberapa perusahaan menyemprotkan cairan vitamin dan nutrisi di bagian luar permen jeli seperti pelapis.
"Ini membuat beberapa produsen memasukkan lebih banyak vitamin tertentu dibanding yang tertera di label untuk memastikan produknya menyediakan setidaknya 100 persen dari jumlah label selama masa simpannya," kata Cooperman.
Sekilas mungkin itu terdengar lebih baik. Tapi, pada kenyataannya, beberapa asupan nutrisi berlebih juga berhubungan dengan masalah kesehatan termasuk risiko kanker.
Ini membuat beberapa peneliti meragukan kandungan suplemen permen jeli.
"Saya prihatin dengan anak-anak dan orang dewasa uang terbiasa mendapatkan nutrisi dalam bentuk gula," kata Dr Mark Moyad, Direktur Jenvent/Pomkempner untuk Pengobatan Alternatif dan Alternatif di Pusat Medis Universitas Michigan.
Banyak produk vitamin permen jeli untuk anak-anak dan orang dewasa mengandung satu atau lebih gram gula. Jika seseorang mengonsumsi beberapa suplemen permen jeli sehari - banyak di antaranya mengharuskan Anda makan dua atau tiga permen karet untuk mendapatkan dosis penuh nutrisi yang dimasukkan - semua gula itu bisa bertambah.
"Ini seperti makan permen Halloween selama 365 hari dalam setahun," kata Moyad.
"Di tengah epidemi terbesar dari obesitas anak dan dewasa yang pernah dialami negara ini, kita harus mendapatkan nutrisi dari seluruh makanan yang tidak diproses, bukan dari permen," sambungnya.
Sementara banyak orang beranggapan bahwa suplemen adalah cara yang aman dan nyaman untuk mendapatkan banyak nutrisi dalam makanan, tapi itu seringkali tidak benar.
Baca juga: Studi Baru, Suplemen Vitamin Lebih Banyak Mudarat ketimbang Manfaatnya
"(Suplemen) tidak dapat mereplikasi semua nutrisi dan manfaat dari makanan utuh," menurut Mayo Clinic.
Juga, sebagian besar suplemen tidak diuji keamanan atau kemanjurannya, para ahli memperingatkan.
Meski begitu, orang-orang dengan kekurangan nutrisi tertentu dapat mengambil manfaat dari suplemen - terutama yang disarankan oleh dokter.
Dengan kata lain, jika memang vitamin itu disarankan oleh dokter, Anda bisa mengonsumsinya. Tetapi perlu diingat menambahkan beberapa suplemen permen jeli ke dalam rutinitas harian mungkin bukan ide bagus untuk meningkatkan kesehatan Anda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.