Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/04/2019, 20:37 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Akhir pekan lalu sekelompok tim arkeolog membuka sarkofagus atau peti mati kuno Mesir yang terbuat dari batu. Untuk pertama kalinya, momen ini disiarkan secara langsung.

Momen bersejarah itu ditayangkan di beberapa saluran televisi internasional seperti Discovery, Travel Channel, dan Science Channel.

Awalnya kamera menangkap lorong gelap di dalam situs Al-Ghorifa. Ketika sampai di depan sebuah sarkofagus dengan ukiran rumit, tim arkeolog dan presenter mulai mengangkat bagian atas sarkofagus itu.

Meski sangat berat, sarkofagus itu akhirnya terbuka dan isi di dalamnya terkuak setelah disegel lebih dari 2.500 tahun.

Baca juga: Foto: Detik-detik Dibukanya Peti Mati Hitam dari Zaman Firaun

Seperti yang mungkin Anda bayangkan, sarkofagus itu berisi mumi yang dibungkus kain linen. Mumi itu masih utuh dan terjaga dengan baik.

Di sekelilingnya dipenuhi artefak dari emas dan harta karun. Pada tubuh mumi juga ada perhiasan emas yang berbentuk kumbang scarab.

Bagi orang Mesir kuno, kumbang scarab adalah salah satu hewan yang dianggap suci dan kerap dijadikan jimat.

Saat melihat mumi yang terbaring damai itu, tim ahli menduga bahwa ia adalah pendeta tinggi Thoth, dewa kebijaksanaan, sihir, dan bulan yang hidup pada masa dinasti ke-26 era Mesir kuno.

"Ini adalah salah satu momen indah. Ketika pertama kali melihat isinya, saya sampai tidak percaya saking luar biasanya," ujar Dr Zahi Hawass, seorang ahli Mesir terkemuka melansir IFL Science, Rabu (9/4/2019).

Selain sarkofagus itu, tim juga menemukan dua mumi lain yang diduga masih keluarga sang pendeta beserta anjing mereka.

Salah satu mumi berjenis kelamin wanita dan mengenakan topeng berhias manik-manik. Kemudian ahli juga menemukan beberapa guci yang di masa lalu diyakini dapat membantu mendiang di akhirat.

Guci Mesir kuno dikubur bersama mumi. Guci Mesir kuno dikubur bersama mumi.
Tim ekspedisi ini juga terbius oleh temuan ukiran kepala misterius yang terbuat dari lilin seperti bisa dilihat di bawah ini. Menurut Hawass, temuan itu tergolong tak lazim untuk periode di masa itu. Dia berpikir ukiran kepala itu adalah Irt Hrw, seorang imam besar.

"Saya telah menggali lebih dari 100 kuburan, tapi belum pernah menemukan yang seperti ini pada periode akhir. Ukiran kepala ini sangat cantik," imbuh Hawass.

Kepala dari lilin berusia  2.500 tahun ditemukan di kuburan Mesir kuno. Kepala dari lilin berusia 2.500 tahun ditemukan di kuburan Mesir kuno.

Secara keseluruhan ekspedisi itu terbilang sukses dan akan menjadi kabar baik bagi pemerintahan Mesir.

Baca juga: 3 Lempeng Emas dalam Peti Mati Hitam dari Zaman Firaun, Apa Maknanya?

Menurut seorang juru bicara dari Discovery kepada portal berita AFP, ekspedisi ini adalah hasil kerja sama dengan kementerian barang antik Mesir. Pasca terjadi gejolak politik, industri pariwisata Mesir terpuruk.

"Saya sangat senang program ini dilihat jutaan orang dari seluruh dunia. Kami ingin mengirimkan pesan penting bahwa Mesir tetap aman dan kami mengundang semua orang untuk berkunjung," ujar Dr Waziri, sekretaris jenderal Dewan Tertinggi Purbakala Mesir, dalam sebuah pernyataan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kualitas Udara yang Kita Masih Abai

Kualitas Udara yang Kita Masih Abai

Fenomena
Kapan Fenomena El Nino Berakhir?

Kapan Fenomena El Nino Berakhir?

Fenomena
Tanaman Rambat Kok Tahu Jalur yang Benar untuk Memanjat? Ini Rahasianya

Tanaman Rambat Kok Tahu Jalur yang Benar untuk Memanjat? Ini Rahasianya

Oh Begitu
Apa yang Terjadi Saat Fenomena El Nino dan La Nina?

Apa yang Terjadi Saat Fenomena El Nino dan La Nina?

Fenomena
Apakah Manfaat Makan Jamur untuk Kesehatan Jantung?

Apakah Manfaat Makan Jamur untuk Kesehatan Jantung?

Oh Begitu
Tak Cemari, 'Karat Pintar' Ini Justru Tingkatkan Kualitas Air

Tak Cemari, "Karat Pintar" Ini Justru Tingkatkan Kualitas Air

Fenomena
Mengenal Hidrogel, Teknologi Baru untuk Mengatasi Kelangkaan Air

Mengenal Hidrogel, Teknologi Baru untuk Mengatasi Kelangkaan Air

Fenomena
Bagaimana Berlian Merah Muda Terbentuk? Studi Ungkap

Bagaimana Berlian Merah Muda Terbentuk? Studi Ungkap

Oh Begitu
Apa yang Membuat Ketan Lengket?

Apa yang Membuat Ketan Lengket?

Oh Begitu
Kabar Buruk, Lebah Berpotensi 'Lenyap' dari Eropa pada 2080

Kabar Buruk, Lebah Berpotensi "Lenyap" dari Eropa pada 2080

Fenomena
Apa Hewan yang Terbang Paling Cepat?

Apa Hewan yang Terbang Paling Cepat?

Oh Begitu
Dari Mana Asal Anggur Muscat?

Dari Mana Asal Anggur Muscat?

Oh Begitu
Panda Raksasa di Kebun Binatang Bisa Menderita Jet Lag, Apa Maksudnya?

Panda Raksasa di Kebun Binatang Bisa Menderita Jet Lag, Apa Maksudnya?

Fenomena
6 Fakta Menarik Paru-paru Manusia

6 Fakta Menarik Paru-paru Manusia

Kita
Apakah Penderita Asam Urat Boleh Makan Jeroan?

Apakah Penderita Asam Urat Boleh Makan Jeroan?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com