Untuk diketahui, Israel memiliki jumlah kematian terendah terkait menu makanan - 89 per 100.000 orang per tahun. Sementara Uzbekistan memiliki jumlah kematian terkait menu makanan - 892 per 100.000 orang per tahun
Jepang dan China memiliki kekayaan yang sangat kontras yang mencerminkan perubahan hubungan mereka dengan garam.
China mengonsumsi banyak garam dengan kedelai dan saus asin lainnya yang menjadi bagian penting dari masakan negara itu.
Namun meningkatnya popularitas makanan olahan memperkenalkan lebih banyak garam dalam makanan mereka. Itu sebabnya jumah kematian di negara ini sangat tinggi dibanding negara lain.
"Jepang sangat menarik karena jika Anda kembali ke 30 hingga 40 tahun yang lalu, mereka seperti Cina sekarang memiliki asupan garam yang sangat besar," ujar Prof Murray.
"Garam masih menjadi masalah nomor satu bagi mereka, tetapi telah turun secara dramatis, Dan mereka mempunyai banyak menu makanan yang kita anggap melindungi bisa melindungi penyakit jantung seperti sayuran dan buah."
Saran ahli
Prof Murray mengatakan, kualitas menu makanan itu penting, tidak peduli berapa pun berat badan Anda.
"Hal utama yang perlu ditindaklanjuti adalah tingkatkan asupan seperti, gandum, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, dan ayuran dan kurangi konsumsi garam jika Anda bisa."
Namun uang menjadi masalah.
Baca juga: Bukan Salah Sayurnya, Ini Penyebab Keracunan Salad Menurut Ahli Gizi
Diperkirakan jika membeli lima buah dan sayuran sehari akan menghabiskan 52 persen pendapatan rumah tangga di negara-negara miskin.
"Masyarakat dapat membuat pilihan yang lebih sehat jika diinformasikan dan memiliki sumber daya, tetapi jika yang sedang didiskon di rak toko selalu tidak sehat, maka pesan itu gagal. Pilihan yang lebih murah dan sehat sangat dibutuhkan," ujar Prof Forouhi.
Keduanya sepakat perlu ada pergeseran dari fokus pada nutrisi (lemak, gula, garam) dan makanan seperti apa yang seharusnya dikonsumsi khalayak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.