"Karena itu, yang terbaik adalah menghindari kelor saat menyusui," tegas ahli.
Tanggapan ahli gizi
Ahli gizi Dr dr Tan Shot Yen, M. Hum mengatakan, meracik tanaman dan dijadikan obat bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan dan terjadi begitu saja. Semuanya ada tahapan dan membutuhkan proses panjang.
"Untuk menjadikan suatu penemuan sebagai obat, apalagi untuk manusia, perjalanannya masih jauh," kata Tan kepada Kompas.com, Jumat (5/4/2019).
Agar memudahkan pembaca mengetahui perjalanan panjang penemuan obat, Tan memberikan bagan dan patokan dasar untuk hal itu seperti dapat dilihat di bawah ini.
Menurut Tan, apa yang dilakukan oleh kakek asal Magetan itu masih dalam tahap kedua paling bawah atau yang ditandai dengan warna biru.
"Dia itu (kelor) adalah functional food, bukan obat meski sudah diracik ke dalam kapsul," jelas Tan.
Lantas, apa itu functional food?
Melansir ABC News edisi (17/6/2009), functional food atau makanan fungsional adalah makanan sehat yang diyakini sebagai jawaban untuk berbagai penyakit seperti kolesterol, defisiensi yodium, hingga kanker.
Seperti kita tahu, makanan adalah salah satu sumber kehidupan manusia. Makanan memiliki nutrisi dan segudang gizi yang diperlukan tubuh.
Namun dalam upaya mencapai kesehatan yang lebih baik, beberapa orang mencoba mencari sumber pangan yang diyakini dapat memberi manfaat lebih besar.
Studi tentang itu kemudian memunculkan apa yang disebut makanan fungsional, makanan olahan yang diberi tambahan untuk meningkatkan manfaat bagi kesehatan.
Lantas seberapa besar manfaat kesehatan dari makanan fungsional?
Ahli gizi Dr. Rosemary Stanton percaya, makanan fungsional tidak memiliki tempat dalam diet sehat dan seimbang.
Sementara itu, ahli diet Dr Alan Barclay dari Asosiasi Ahli Diet Australia mengatakan, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab tentang seberapa efektif mengubah bahan makanan utuh yang dikonsumsi menjadi bentuk lain.
Baca juga: WHO Kenalkan Obat Tuberkulosis Bebas Injeksi
Dengan demikian, kapsul kelor buatan kakek di Magetan bisa saja berkhasiat. Namun dari sudut pandang medis, dia belum bisa disebut sebagai obat sebelum melewati berapa langkah lagi sesuai bagan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.