Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Temukan Dinosaurus Seukuran Walabi di Australia

Kompas.com - 16/03/2019, 19:01 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Dinosaurus umumnya identik dengan ukuran besar. Tapi yang ditemukan di Australia baru-baru ini justru hanya seukuran walabi, hewan berkantung mirip kangguru dengan ukuran lebih kecil.

Dinosaurus kecil yang gesir tersebut diperkirakan menjelajah cekungan lembah kuno antara Australia dan Antartiksa selama periode Cretaceous.

Para arkeolog menemukan fosil dinosaurus mungil itu di Victoria, Australia. Mereka memperkirakan usia fosil tersebut 125 juta tahun.

Fosil yang berhasil ditemukan adalah lima rahang atas yang menyerupai lambung kapal (galleon) terbalik.

Baca juga: Jejak Dinosaurus Langka Diselamatkan dari Banjir Bandang Australia

Karena bentuk rahangnya itu, makhluk purba ini dinamai Galleonosaurus dorisae. Menurut hasil analisis, dinosaurus tersebut termasuk ornithopod atau kelompok pemakan tumbuhan yang memiliki kaki seperti burung dan berjalan dengan kaki belakangnya.

"Dinosaurus kecil ini akan menjadi pelari lincah dengan kaki belakang mereka yang kuat," ungkap Matthew Herne, pemimpin penelitian ini dikutip dari Live Science, Senin (11/03/2019).

Tulang-tulang dinosaurus itu terkubur dalam sedimen vulkanik yang kemungkinan terbawa oleh sungai yang mengalir ketika adanya letusan gunung berapi timur yang aktif dalam periode Kapur.

"Sedimen yang tersapu oleh sungai ke celah lembah menciptakan dataran banjir lumpur di hutan, tempat Galleonosaurus dan banyak dinosaurus lain berkembang biak," ujar Herne.

Tahun lalu, Herne dan timnya juga mengidentifikasi spesies ornithopoda kecil lainnya di sedimen vulkanik yang sama. Dinosaurus yang ditemukan tahun lalu diberi nama Diluvicursor pickeringi.

Kini, ketika mereka menemukan Galleonosaurus dorisae, hasil analisis menunjukkan bahwa keduanya merupakan kerabat dekat. Meski begitu, D. pickeringi 12 juta tahun lebih tua.

Dalam laporan di Journal of Paleontology, para peneliti juga menemukan bahwa spesies yang baru ditemukan ini lebih dekat hubungannya dengan ornithopoda dari Patagonia daripada yang dari Amerika Utara dan Cina, kata Herne.

"Kami terus membangun gambar pertukaran dinosaurus darat antara pergeseran benua Gondwana di Australia, Amerika Selatan, dan Antartika selama periode Cretaceous," kata Herne.

Pada saat itu, Gondwana adalah superbenua atau benua raksasa yang sedang bergeser. Kala itu, Australia dan Antartika menyebar terpisah dan membentuk celah lembah kuno yang akhirnya diisi dengan air untuk membentuk Samudra Selatan.

Baca juga: Tulang Ekor Spesies Baru Dinosaurus Ini Berbentuk Jantung Hati

"(Temuan baru ini menunjukkan,) hubungan darat (jembatan darat) antara Australia dan Amerika Selatan, melalui Antartika, pasti tersedia untuk kelompok dinosaurus pada masa Cretaceous yang menghasilkan hubungan genetik yang lebih dekat antara dinosaurus di benua ini daripada antara dinosaurus ini dan itu di tempat lain," jelas Herne.

Fosil G. dorisae ditemukan satu dekade yang lalu oleh sukarelawan dengan proyek Dinosaur Dreaming - disutradarai oleh paleontologis Museum Victoria dan Monash University - yang sedang menggali di dekat kota Inverloch dan Wonthaggi.

Namun baru belakangan ini para ilmuwan mempelajari dan mendeskripsikan spesies tersebut.

Galleonosaurus adalah genus ornithopoda kelima (klasifikasi tepat di atas spesies) yang diidentifikasi dari Victoria, yang "menegaskan" bahwa dinosaurus bertubuh kecil ini sangat beragam dan tumbuh subur di celah lembah yang membentang di Australia dan Antartika, kata Herne.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau