Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kali Pertama, Restoran AS Gunakan Minyak dari Kedelai Hasil Rekayasa Genetik

Kompas.com - 15/03/2019, 18:01 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

Meskipun pemerintah mengatakan bahwa organisme yang dimodifikasi itu aman, kekhawatiran akan kesehatan dan lingkungan tetap ada, dan perusahaan harus segera mengungkapkan kapan produk mereka menggunakan bahan-bahan "rekayasa hayati".

Calyxt mengatakan bahwa minyaknya tidak memenuhi syarat sebagai GMO. Minyak ini dibuat dari kacang kedelai dengan dua gen yang tidak aktif untuk menghasilkan lebih banyak lemak yang menyehatkan jantung dan tidak ada lemak trans di dalamnya.

Perusahaan mengatakan minyak itu juga tahan disimpan lebih lama, yang dapat mengurangi biaya bagi para pembuat makanan atau setidaknya menghasilkan produk yang tahan lama. Minyak kedelai terdampak ketika pemerintah melarang minyak goreng yang mengandung lemak trans.

Minyak kedelai bebas lemak trans lainnya sudah tersedia bertahun-tahun kemudian sejak saat itu, tapi industri minyak masih mengalami kesulitan untuk meraih kembali para pelanggan yang telah berpindah menggunakan minyak lain, kata John Motter, mantan ketua United Soybean Board.

Calyxt mengatakan pelanggan pertamanya adalah perusahaan di Midwest yang mengoperasikan restoran dan layanan makanan pada banyak lokasi, seperti kafetaria di perkantoran.

Minyak ini digunakan dalam campuran saus salad, saus dan untuk menggoreng, tapi pelanggannya tidak menginformasikan manfaat minyak itu kepada para pembeli.

Baca juga: Hati-hati, Minyak Kelapa Ternyata Lebih “Jahat” daripada Mentega

Calyxt menggunakan tanaman rekayasa genetik yang memiliki kemungkinan lebih cepat untuk dikembangkan daripada GMO konvensional, yang harus lebih dulu dipelajari pemerintah.

Tetapi Tom Adams, CEO perusahaan bioteknologi Pairwise, mengatakan pengawasan terhadap bahan makanan yang direkayasan secara genetika dapat menjadi lebih ketat jika ada perubahan sikap dari publik.

"Anda seharusnya jangan berpikir bahwa peraturannya telah mapan," kata Adams. Pairwise bekerjasama dengan Monsanto-parent Bayer dalam mengembangkan bahan pangan dengan rekayasa gen.

Pandangan terhadap rekayasa gen pun bervariasi. Dewan Standar Organik Nasional mengatakan makanan hasil rekayasa gen tidak dapat dikualifikasikan sebagai makanan organik.

Tahun lalu, pengadilan tinggi Eropa menyatakan makanan hasil rekayasa gen harus mengikuti aturan yang sama dengan GMO konvensional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com