Kerajaan yang berdiri sekitar 1293 hingga 1500 M ini mencapai puncak kejayaan saat dipimpin Hayam Wuruk yang berkuasa sejak 1350 sampai 1389.
Di bawah pemerintahan Hayam Wuruk, daerah kekuasaan mencakup seluruh nusantara, yakni meluas sampai ke Sumatra, semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) dan sebagian kepulauan Filipina. Sekitar 98 kerajaan pada saat itu ada di genggaman Majapahit.
Hayam Wuruk menjadi pemimpin saat usianya 16 tahun. Meski sangat muda, tindak tanduknya memimpin kerajaan tertuang dalam Nagarakertagama. Tertulis tidak ada satupun yang mampu mengganggu kedamaian pemerintahannya.
Dia adalah raja keempat kerajaan Majapahit setelah mewarisi tahta ibunya, Tribhuwana Tunggadewi atau putri Raden Wijaya.
Baca juga: Meski Nyata, Koin Bertulisan Arab Bukan Bukti Kesultanan Majapahit
3. Panglima tertinggi Gajah Mada
Keberhasilan Hayam Wuruk tak lepas dari pengaruh Gajah Mada.
Menurut Negarakertagama, dia adalah panglima tertinggi, mahapatih, sekaligus tangan kanan Hayam Wuruk.
Diperkirakan Gajah Mada lahir pada awal abad ke-14 dari kalangan rakyat biasa. Untuk menjadi bagian pasukan kerajaan, dia harus menempa diri melebihi orang lain dan menjadi Maha Patih tidak didapat dengan cuma-cuma.
Gajah Mada diyakini sebagai Lembu Muksa atau titisan dari Dewa Wisnu. Dengan keyakinan masyarakat tersebut, Gajah Mada mendapat legitimasi yang sangat kuat dari seluruh rakyat Majapahit, sehingga mendapatkan dukungan kepatuhan yang kuat dari rakyat dan kepercayaan yang besar dari Raja.
Awal kariernya dimulai sebagai anggota prajurit Bhayangkara. Karena kemampuannya, ia pun diangkat menjadi Bekel atau Kepala Prajurit Bhayangkara dengan tugas memimpin pasukan pengaman dan pengawal Raja.
Pada 1321, dia dipromosikan menjadi Patih di Daha, wilayah yang lebih luas dibanding sebelumnya, menggantikan Arya Tilam. Di sana, Gajah Mada mendapat pendidikan, pelatihan, dan bimbingan dari Maha Patih Maja Patih saat itu, yaitu Arya Tadah.
Melihat kemampuan Gajah Mada yang luar biasa tampaknya membuat Arya Tadah sengaja mengkader Gajah Mada untuk menggantikan posisinya kelak.
Baca juga: Agama Gajah Mada dan Majapahit yang Sebenarnya Akhirnya Diungkap
4. Sumpah Palapa
Sumpah Palapa sebenarnya adalah janji politik yang diucapkan Gajah Mada ketika dilantik sebagai Maha Patih.
Ini adalah janji yang sangat melegenda hingga saat ini dan mungkin akan selalu dikenang.