Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien Diabetes Indonesia Kurang Patuhi Anjuran Medis, Ini Dampaknya

Kompas.com - 28/02/2019, 17:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Sebuah studi terbaru di Australia menunjukkan sejumlah warga Indonesia yang memiliki diabetes belum tentu mengikuti rekomendasi pihak medis, karena sejumlah faktor seperti kondisi finansial.

Kebanyakan dari mereka juga pertama kali mendapatkan informasi soal gula dan diabetes dari keluarga dan teman-temannya, demikian penemuan lainnya dalam studi tersebut.

Penelitian ini dilakukan oleh Titan Ligita dari Universitas Tanjungpura, Pontianak yang juga baru menyelesaikan program Doktor di James Cook University dan telah dimuat di jurnal sains internasional PLOS One bersama sejumlah akademisi lainnya.

"Jadi ada pasien yang memang mendapatkan informasi dan terapi dari dokter, tapi setelah itu mereka mendapatkan terapi dari orang lain," kata Titan kepada ABC Indonesia.

Baca juga: Diabetes Saat Kehamilan, Harus Bagaimana supaya Tidak Kena?

Titan mangatakan kasus diabetes di Indonesia tergolong tinggi dan cenderung meningkat.

Sejumlah bukti menunjukkan pasien diabetes lebih memilih tidak mengikuti petunjuk medis salah satunya karena lokasi tempat tinggal yang jauh dari layanan kesehatan. Sebab itu,banyak dari mereka lebih memilih mengikuti saran keluarga atau teman.

"Selain itu ada pula alasan-alasan psikologi seperti rasa ketakutan disuntik insulin," jelas Titan.

Di antara responden yang terlibat dalam studi mengaku bahwa mereka tidak mengalami kemajuan dalam kesehatannya.

Menanggapi masalah tersebut, Titan mencoba mencari tahu dan menemukan bahwa ternyata masalah disebabkan oleh pasien sendiri.

Misalnya pasien tidak minum obat dan olah raga secara teratur seperti yang dianjurkan dokter, tapi beralih ke saran yang dianjurkan saudara atau teman padalah belum jelas manfaatnya.

Disiplin diri menjadi kunci

Bela Kusumah adalah warga Indonesia yang tinggal di Melbourne dan sudah hidup dengan diabetes sejak tahun 2008.

Sejak pertama kali didiagnosa memiliki diabetes type 2, Bela mengaku tidak pernah menggunakan insulin.

"Diabetes itu bukan vonis mati, tapi bisa diubah dengan gaya hidup kita," kata Bela.

Pria asal Bandung yang sudah menetap di Australia selama puluhan tahun itu mengaku jika ia memiliki pola makan yang sangat ketat.

Meski masih harus meminum obat setiap harinya, Bela mengaku telah menekan kadar gula dalam darahnya dengan baik hingga saat ini berkat kedisiplinan dirinya.

"Saya sudah tidak makan nasi, kecuali beras basmati low carbohydrates, tidak makan gula, tidak kentang, tidak pizza," tegas pria berusia 66 tahun itu.

Tak hanya itu, berolahraga ringan seperti jalan kaki di luar ruangan selama setengah jam ia lakukan setiap harinya.

Baca juga: Waspadai Diabetes Saat Kehamilan, Bisa Mengancam Buah Hati

Bela dan Titan sama-sama mengatakan informasi soal konsumsi gula dan penyakit diabetes di Indonesia masih kurang, sehingga peningkatan kesadaran soal kesehatan terkait masalah ini masih menjadi pekerjaan bersama semua pihak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau