KOMPAS.com - 21 Februari selalu diperingati sebagai hari peduli sampah nasional. Sayangnya, permasalahan sampah di Indonesia hingga kini masih menjadi masalah yang masih belum bisa terselesaikan.
Terkait masalah sampah di Indonesia, setidaknya ada 5 fakta yang harus kita ketahui. Berikut rangkuman Kompas.com.
1. Bali Deklarasi Darurat Sampah
Pada November 2017 lalu, Bali mendeklarasikan "darurat sampah". Hal ini bermula dari protes sejumlah wisatawan dunia tentang kotornya Pantai Kuta.
Deklarasi tersebut dilakukan para pejabat Bali di sepanjang 6 kilometer yang mencakup pantai Jimbaran, Kuta, dan Seminyak.
Pemerintah setempat mengerahkan 700 petugas kebersihan dan 35 truk untuk membuang 100 ton sampah setiap hari ke tempat pembuangan sampah terdekat.
Baca juga: Bali Deklarasikan Darurat Sampah, Apa yang Harus Dilakukan?
2. Indonesia Penyumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Dunia
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyebutkan, Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia yang dibuang ke laut.
"Indonesia merupakan negara penyumbang sampah plastik ke lautan terbesar kedua di dunia, sampah plastik sangat berbahaya," ujar Susi dalam sebuah keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (19/8/2018).
Ia menambahkan, berdasarkan data yang diperoleh dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton/ tahun dimana sebanyak 3,2 juta ton merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut .
Menurut sumber yang sama, lanjut dia, kantong plastik yang terbuang ke lingkungan sebanyak 10 milar lembar per tahun atau sebanyak 85.000 ton kantong plastik.
Baca juga: Indonesia Penyumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua di Dunia
3. Produk Penyumbang Sampah Terbanyak
Dalam rangka memperingati World Clean-up Day yang berlangsung pada 15 September 2018, Greenpeace Indonesia melakukan audit sampah plastik di tiga pantai Indonesia. Tiga pantai tersebut adalah pantai Kuk Cituis (Tangerang), Pandansari (Yogyakarta), dan Mertasari (Bali).
Hasilnya, mereka menemukan 10.594 sampah plastik bekas kemasan produk dengan 797 merek berbeda. Untuk rinciannya, ada 594 merek makanan dan minuman, 90 merek produk perawatan tubuh, 86 merek kebutuhan rumah tangga, serta limbah produk lain termasuk puntung rokok 27 merek.
Menurut data Greenpeace Indonesia, produksi sampah di Indonesia mencapai 65 juta ton per tahun. Sebanyak 10,4 juta ton atau 16 persen merupakan sampah plastik.