Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Peduli Sampah Nasional: 5 Fakta Ancaman Nyata Sampah di Indonesia

Kompas.com - 21/02/2019, 15:02 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Dari 10,4 juta ton itu, sampah yang didaur ulang hampir 1 juta ton atau sekitar 9 persen dan yang dibakar sekitar 1,2 juta ton atau sekitar 12 persen. Artinya, 8,2 juta ton atau 79 persen sampah plastik berakhir begitu saja di TPA maupun tempat umum seperti pantai.

Baca juga: Produk Makanan Sumbang Limbah Plastik Terbanyak di Laut Indonesia

4. Sampah Plastik Tewaskan Paus di Wakatobi

Seekor paus sperma yang ditemukan dalam keadaan mati dan membusuk di Wakatobi, Sulawesi Tenggara, pada Senin (19/11/2018) menggegerkan banyak pihak.

Terlebih lagi, ketika ditemukan skitar 5,9 kg sampah plastik di dalam tubuh paus tersebut. Sontak membuat banyak orang berspekulasi tentang bagaimana mamalia laut yang berukuran 9,5 meter tersebut mati.

Temuan ini pun menjadi bukti kuat bahwa pada saat ini, Indonesia berada dalam masa darurat sampah plastik.

Pasalnya, lokasi kematian paus sperma tersebut berada di kawasan konservasi Taman Nasional Perairan (TNP) Wakatobi yang seharusnya menjadi wilayah aman bagi biota laut.

Dalam konteks Wakatobi, diakui oleh Anton Wijonarno, Manager Konsevasi Kawasan Laut untuk WWF Indonesia, TNP tersebut memang mengalami kemunduruan dalam sisi kebersihan lingkungannya.

Baca juga: Teguran buat Kita, Paus yang Mati di Wakatobi Tercemar 5 Kg Plastik

5. Plastik Cemari Garam dan Ikan

Pencemaran plastik di laut semakin mengkhawatirkan. Selain mencemari organisme laut, fenomena ini juga mengancam manusia. Studi terbaru menemukan kandungan mikroplastik pada garam dan ikan di Indonesia.

Melansir Kompas.id, Jumat (30/11/2018), plastik mikro pada garam dan ikan di Indonesia ditunjukkan lewat dua penelitian terpisah yang dilakukan peneliti Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar dan Pusat Oceanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

"Kami menemukan adanya 10-20 partikel mikroplastik per kilogram garam. Jenis plastik pada garam mirip dengan temuan di air, sedimen, dan biotanya," kata peneliti kimia laut dan ekotoksikologi Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Reza Cordova, di Jakarta, Kamis (29/11/2018).

Reza melakukan penelitian kandungan mikroplastik pada garam di beberapa tambak di daerah pantai utara Jawa, meliputi Pati, Kudus, Demak, dan Rembang.

Sebelumnya, sebuah penelitian dari Organisasi jurnalisme Orb Media dan State University of New York menemukan 11 merk air dalam kemasan tercemar mikroplastik.

Kabar buruknya, terdapat dua merk asal Indonesia yang termasuk dalam obyek penelitian tersebut.

Baca juga: Ancaman Makin Nyata, Garam dan Ikan Teri Juga Tercemar Mikroplastik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com