Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bali Deklarasikan "Darurat Sampah", Apa yang Harus Dilakukan?

Kompas.com - 29/12/2017, 18:01 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Sumber AFP

KOMPAS.com - Permasalahan sampah di Indonesia saat ini makin mengkhawatirkan. Kali ini Bali mendeklarasikan "darurat sampah".

Sebelumnya, pantai Kuta merupakan salah satu destinasi favorit para peselancar dunia. Namun kini, banyak yang mengeluhkan permasalahan sampah di pantai ini.

Sampah sedotan plastik dan kemasan makanan bertebaran di pantai tersebut, di antara para turis yang berjemur. Tak hanya itu, para peselancar juga harus mengindari sampah yang datang dari sngai atau terbawa arus yang berputar-putar.

"Ketika saya ingin berenang, itu tidak terlalu bagus, sauya melihat banyak sampah di sini setiap hari, setiap saat," ungkap Vanessa Moonshine, seorang turis Austria dikutip dari AFP, Kamis (28/12/2017).

Baca juga: Makin Mengerikan, Tiap Tahun 1.000 Penyu Mati akibat Sampah Plastik

"Itu selalu datang dari laut, sangat mengerikan," imbuhnya.

Bali sendiri sebenarnya sejak dulu dijuluki sebagai surga di bumi karena keindahan alamnya. Tapi permasalahan sampah ini mungkin membuat kita harus memikirkan ulang julukan tersebut.

Dalam permasalahan sampah di laut, Indonesia barada di urutan kedua setelah China sebagai penyumbang terbesar puing-puing laut. Sekitar 1,29 juta metrik ton sampah dihasilkan oleh Indonesia setiap tahunnya.

Masalah sampah ini berkembang terus hingga memburuk. Akhirnya, para pejabat Bali pada November 2017 lalu, mendeklarasikan "darurat sampah" di sepanjang 6 kilometer yang mencakup pantai Jimbaran, Kuta, dan Seminyak.

Pemerintah setempat telah mengerahkan 700 petugas kebersihan dan 35 truk untuk membuang 100 ton sampah setiap harinya ke tempat pembuangan sampah terdekat.

"Orang-orang dengan seragam hijau mengumpulkan sampah untuk memindahkannya tapi keesokan harinya, saya melihat situasi yang sama," ujar Claus Dignas, seorang turis dari Jerman yang mengaku melihat lebih banyak sampah setiap kali ke Bali.

Masalah sampah di Bali makin memburuk saat musim hujan tiba. Angin kencang mendorong sampah ke pantai dan sampah di tepi sungai terdampar ke pantai, menurut Putu Eka Merthawan dari badan lingkungan hidup setempat.

"Sampah ini bukan berasal dari masyarakat uang tinggal di daerah Kuta dan sekitarnya," kata Merthawan.

Baca juga: Viral Video Beruang Kutub Cari Makan di Tempat Sampah, Fenomena Apa?

Menanggapi masalah sampah ini, peneliti oseanografi lingkungan dari Universitas Udayana, I Gede Hendrawan juga mengungkapkan pendapatnya.

"Sampah secara estetis mengganggu wisatawan, tapi sampah plastik adalah masalah yang lebih serius," ujar Hendrawan.

"Mikroplastik bisa mencemari ikan yang jika dimakan manusia bisa menyebabkan masalah kesehatan termasuk kanker," tambahnya.

Hendrawan mengatakan bahwa penduduk lokal dan wisatawan bertanggung jawab atas masalah sampah di pulau tersebut. Dia juga mendesak pihak berwenang untuk menginvestasikan lebih banyak sumber daya untuk mengatasi masalah ini.

"Pemerintah Bali harus meluangkan lebih banyak anggaran untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengurus sungai setempat, dan tidak membuang sampah di sungai," kata Hendrawan.

"Pemerintah pusat harus meningkatkan kampanye untuk mengurangi penggunaan kemasan plastik dan melarang kantong plastik gratis di pusat perbelanjaan," sambungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau