Menurut dia, hal inilah yang akan menjadi penyebab pemberitaan tentang anak kurang gizi dan stunting masih akan mewarnai isu kesehatan di Indonesia.
Lebih lanjut, Netty meminta agar masyarakat dapat melindungi dirinya sendiri dengan cara mengedukasi para pengambil keputusan.
"Bila pengambil keputusan dalam keluarga sudah teredukasi, maka apapun yang ditawarkan (iklan) kepadanya dia tidak akan pakai," jelas Netty.
Waspada Susu Palsu
Selain SKM dan minuman menyerupai susu, sekitar tahun 2017 masyarakat juga diresahkan dengan munculnya susu formula palsu di Malaysia.
Baca juga: Susu Kental Manis Tidak Cocok Dikonsumsi oleh Anak, Ini Sebabnya
Padahal, beberapa orang tua cukup getol memberikan anaknya susu formula. Untuk itu, berikut beberapa tips membedakan susu formula asli dan palsu yang dirangkum dari Nakita.
- Bentuk alumunium foil susu formula asli bisanya menggembung. Ini berbeda dengan susu formula palsu yang bentuknya pas.
- Anda juga bisa merebus susu selama beberapa menit pada api kecil sambil mengaduk hingga padat lalu tunggu 2 sampai 3 jam. Jika padatan menghasilkan minyak maka itu susu asli.
- Kita bisa melakukan tes menggunakan alat milk slip test yang dibeli di toko bahan kimia. Teteskan air susu ke permukaan slip yang telah dipoles, jika meninggalkan jejak putih maka itu susu asli.
Susu UHT Tak Sepenuhnya Susu Segar
Beberapa orang tua di Indonesia kadang memilih susu Ultra High Temperature (UHT) untuk memenuhi kebutuhan anak mereka. Namun, menurut penelusuran Kompas.com, sebagian besar susu UHT tidak murni susu segar.
Kebanyakan, komposisi susu UHT adalah susu segar yang ditambah susu skim, lemak susu, perisa, gula, dan berbagai tambahan lainnya.
Dalam informasi nilai gizi, susu UHT yang tidak berperisa (susu putih) tidak mengandung gula. Sedangkan susu UHT yang memiliki rasa beraneka macam cenderung mengandung gula mulai dari 12 hingga 24 gram.
Merujuk pada video yang dibuat oleh KOPMAS, batas konsumsi gula anak di bawah 2 tahun yang disarankan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah 25 gram.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.