Kesimpulan ini bertentangan dengan pandangan yang populer bahwa untuk menanggulangi penyebaran hoaks maka kita harus mendidik pengguna informasi agar lebih melek informasi digital dan mampu mengidentifikasi hoaks.
Yang bisa kita lakukan
Gambaran kondisi masyarakat kita tidak sepenuhnya menyedihkan. Ada peluang untuk menghambat penyebaran hoaks.
Pertama, faktor kepercayaan terhadap konspirasi dapat ditanggulangi dengan meningkatkan kepercayaan diri individu untuk mengontrol keadaan dan meningkatkan kemampuan analitik mereka agar tidak terjerumus pada solusi yang biasa ditawarkan dalam teori konspirasi.
Kedua, perlu ada perumusan baru terkait literasi media yang lebih fokus pada media sosial. Program yang baru seharusnya menitikberatkan pada kemampuan produksi dan konsumsi informasi di media sosial dan tidak bertumpu pada kemampuan memahami teks yang kita jumpai di media sosial.
Di era media sosial ini, setiap individu seharusnya tahu bagaimana konten multimedia diproduksi. Dengan pengetahuan ini, mereka memiliki keahlian untuk menafsirkan teks.
Dengan memiliki kemampuan produksi konten ini, pengguna media sosial tidak akan bergantung pada hasil karya orang lain untuk disebarkan yang ada kemungkinan adalah hoaks.
Penelitian yang berkelanjutan masih sangat dibutuhkan untuk memahami mengapa kita, dengan latar belakang yang berbeda-beda, ternyata masih memiliki kecenderungan untuk menyebarkan hoaks. Salah satu yang perlu diteliti adalah kemungkinan hoaks sebagai sebuah permasalahan filosofis yang bertentangan dengan kebenaran..
Dengan mengutip ekonom Hunt Allcott dan Matthew Gentzkow dari Biro Penelitian Ekonomi di Amerika Serikat, kita memiliki masalah yang besar tentang siapa yang berhak memutuskan kebenaran sebuah artikel atau status media sosial.
Kunto Adi Wibowo
Associate lecturer in Communication, Padjadjaran University
Detta Rahmawan
Lecturer in Communication Science, Padjadjaran University
Eni Maryani
Dr/Head of Centre for Study of Communication, Media and Culture, Padjadjaran University
Artikel ini dipublikasikan atas kerja sama Kompas.com dan The Conversation Indonesia dari judul asli "Penelitian di Indonesia: umur tidak mempengaruhi kecenderungan orang menyebarkan hoaks". Isi artikel di luar tanggung jawab Kompas.com.