Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belasan Ribu Orang Indonesia Sakit akibat Gigitan Nyamuk dan Anjing

Kompas.com - 12/02/2019, 18:46 WIB
Yunanto Wiji Utomo,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Belasan ribu orang Indonesia sakit akibat gigitan nyamuk dan anjing. Nyamuk Aedes aegypti yang menjadi vektor virus dengue memicu kejadian demam berdarah dengue, sementara gigitan anjing menyebabkan rabies.

Terbaru, kasus rabies kembali merebak di Nusa Tenggara Barat. Bupati Dompu menyatakan bahwa wilayahnya mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) rabies

"Data terbaru ada 619 orang yang terserang rabies. Yang meninggal ada enam," kata Anung Sugihantono, Direktur Pencegahan dan Penyakit Kementerian Kesehatan pada Selasa (12/2/2018).

Anung mengungkapkan, menurut data Kemenkes, populasi anjing di NTB mencapai 5.900 ekor dan 3.100 diantaranya anjing rumahan. Tentang enam orang yang meninggal, dia mengatakan bahwa infeksinya sudah lama.

Baca juga: Jangan Sampai Orang Bicara AI, tapi Kita Masih Stunting

Kemenkes mengungkapkan, pihaknya terus mengupayakan pemberantasan rabies. "Orang dan anjingnya harus divaksin," kata Anung.

Update DBD

Sementara itu, hingga Senin (11/2/2019), jumlah orang yang terjangkit DBD mencapai 19.003 orang. "188 di antaranya meninggal," kata Anung.

Dari 34 provinsi, jumlah penderita DBD terbanyak adalah di Jawa Timur. Meski jumlahnya terus meningkat, Anung berkata bahwa tren infeksi menurun sejak 8 Februari 2019 lalu.

DBD selama ini ditanggulangi dengan pengasapan. Namun, cara paling efektif adalah memperbaiki lingkungan sehingga nyamuk tidak tumbuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com